Jumat 16 Apr 2010 06:24 WIB

Kerusuhan Priok Rugikan Dunia Usaha Nasional

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Endro Yuwanto

JAKARTA--Kerusuhan berdarah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (14/4), dianggap Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) telah merugikan dunia usaha nasional. Kerugian yang paling dirasakan tentu saja yang menyangkut arus masuk dan keluar barang.

''Kerugian yang timbul di kalangan dunia usaha cukup besar. Misalnya, dari sektor angkutan barang, termasuk juga tertahannya kargo dan tertundanya barang ekspor. Jadi, dampak peristiwa Priok sangat merugikan ekonomi nasional dan menghambat kelancaran arus barang,'' ujar Sekretaris Jenderal GPEI, Toto Dirgantoro, kepada Republika, Kamis (15/4) sore.

Hingga hari ini, Toto mengungkapkan, arus masuk dan keluar kontainer di Terminal Peti Kemas Koja masih belum berjalan lancar. Termasuk juga jalur merah angkutan barang yang masih berhenti total.

''Sampai hari ini in and out container di Koja dan behandle jalur merah (barang) masih berhenti total,'' jelasnya.

Diperkirakan total kerugian angkutan barang bisa mencapai Rp 10 miliar akibat keterlambatan dan tertundanya barang. Pasalnya, dalam sehari saja tercatat 6.000 kontainer yang keluar masuk di pelabuhan.

Menanggapi kejadian kelam di Priok ini, Toto berharap semua pihak dapat mengambil pelajaran. Ia juga sangat menyayangkan kenapa kejadian berdarah seperti ini harus terjadi. ''Mestinya peristiwa tersebut tidak harus terjadi jika ada kearifan,'' sesal Toto

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement