LOMBOK BARAT--Menteri Perikanan dan Kelautan, Fadel Muhammad, mengatakan, 53 persen jenis mutiara yang ada di dunia terdapat di Indonesia. "Indonesia merupakan negara yang memiliki prospek mutiara yang baik, karena 53 persen mutiara dunia ada di Indonesia," kata Fadel kepada wartawan usai panen mutiara di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya akan melibatkan para ahli untuk terus mengembangkan mutiara hingga menghasilkan jenis yang dikagumi pencinta mutiara dunia. Kementerian Perikanan dan Kelautan (Kemkanlut) bertekad hingga tahun 2015 mutiara terbaik dunia diperoleh dari Indonesia yakni daerah produsen mutiara seperti Lombok, Maluku, dan Papua.
Tekad itu dilatarbelakangi kondisi dua tahun lalu yakni harga mutiara Indonesia sempat anjlok karena kalah dalam persaingan internasional. Menurut Fadel, anjloknya harga mutiara Indonesia karena tiga hal, yakni kurangnya tenaga pemasaran di luar negeri, kalah dalam teknologi pengembangbiakan, dan dukungan perbankan yang masih rendah. "Itu saya ketahui setelah berkoordinasi dengan Asosiasi Bursa Mutiara Indonesia (Asbumi)," ujarnya.
Fadel berharap pengembangbiakan mutiara di Pulau Lombok terlaksana sesuai harapan semua pihak karena sejarah membuktikan perkembangan mutiara berkelas dunia ada kaitannya dengan Pulau Lombok. Mutiara jenis pitada maxina, spesies terbesar di dunia, dikabarkan berasal dari Lombok, yang kemudian berpindah-pindah lokasi ke China hingga sampai di Amerika Serikat.
"Saya akui, kunjungan saya ke Lombok NTB ini ada kaitannya dengan upaya pengembangan mutiara berkelas dunia, yang dikemas dalam bentuk kombinasi dengan sektor pariwisata," ujarnya. Fadel mengakui, pihaknya sudah menentukan beberapa daerah di Indonesia untuk ditetapkan menjadi daerah wisata mutiara, salah satunya yakni Lombok NTB.