EKBIS.CO, NEW YORK--Mata uang Euro terus merosot. Mata uang negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa itu terjun bebas ke titik terendah selama delapan setengah tahun terakhir terhadap yen dan titik terendah hampir empat tahun melawan dolar AS.
Melemahnya Euro termasuk yang terjadi hari ini, diduga sebagai dampak dari langkah pemerintah Spanyol yang mengambil alih sebuah bank kecil. Kebijakan pemerintah Spanyol itu menimbulkan ketakutan akan dampak risiko sistemik dalam sistem perbankan yang bisa mengganggu prospek pertumbuan ekonomi global.
Meski demikain, mata uang tunggal Euro bisa menutupi kekalahannya di perdagangan sore hari di Wall Street. Para pedagang mengatakan sejumlah order pembelian kecil telah mendorong Euro lebih tinggi dalam volume tipis yang memicu Euro untuk terhenti di atas 1,23 dolar AS. Turunnya harga saham global dan meningkatnya tensi di semenanjung Korea juga mendorong investor untuk memilih yen dan dolar AS demi kemananan.
Para investor lebih tertarik dengan sistem keuangan yang stabil secara umum yang dimiliki AS dan Jepang di mana tingginya likuiditas mata uang mereka yang cukup disegani. ''Ketakutan secara umum adalah perkembangan di Eropa saat ini yang dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang lebih luas lagi dan meningkatnya ketakutan mengenai kemungkinan kejadian seperti 2008 lalu,''' kata Camilla Sutton, Senior Currency Strategist dari Scotia Capital di Toronto.
Sabtu lalu Bank of Spain mengumumkan telah mengambil alih sebuah bank kecil, CajaSur. Analis mengatakan, pemberian dana talangan ini menandai kelemahan sektor perbankan Eropa dan menyebarkan kekhawatiran bahwa lebih banyak bank lagi yang butuh di perlakukan serupa di saat negara-negara Eropa mencoba memperbaiki sistem keuangan publiknya.