EKBIS.CO, JAKARTA--Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai kenaikan TDL opsi satu tidak adil. Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengingatkan kenaikan opsi ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat karena tidak ada pemerataan beban.
''Karena kalau pelanggan 1.300 volt amphrere (VA) disebut golongan kaya, itu tidak betul,'' kritiknya kepada Republika, Rabu (16/6).
Diungkapkan Tulus, khusus pelanggan 1.300 VA dalam tiga tahun terakhir ini semacam menjadi korban program pemaksaan PLN dan pemerintah. Di mana setiap masyarakat yang akan memasang listrik, digiring ke 1.300 VA. ''Masayarakt tidak ada akses ke 450 dan 900 VA,'' ungkapnya.
Sebaliknya, kata Tulus, pelanggan 450 dan 900 VA saat ini banyak yang bukan golongan warga miskin sehingga jika kedua pelanggan ini tidak dinaikkan maka tidak ada pemerataan. Dia menilai, justru opsi kedua yang paling ideal karena mengandung unsur keadilan serta pemerataan. ''Saya kira dengan keputusan opsi satu tidak menaikan golongan 450-900 VA ini merupakan politik dagang sapi DPR dan pemerintah,'' kecamnya.