Rabu 15 Sep 2010 04:35 WIB

BEI Tutup, Aktivitas Ekonomi tidak Terganggu

Rep: agung budiono, ikhsan shiddieqy/ Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA — Pengamat Pasar Modal, Willy Sanjaya menuturkan, liburan panjang yang terjadi pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidaklah menggangu aktivitas ekonomi. Hal itu lantaran, menurutnya, sebagian besar pelaku pasar seperti fund manager/dan investor masih dalam kondisi liburan."Saya pikir liburan panjang ini tidak menggangu aktivitas perdagangan BEI, lagipula liburnya hanya empat hari kerja sekaligus dipotong olh weekend," tutur Willy saat dihubungi Republika, Selasa (14/9).

Willy memaparkan, kondisi liburan lebaran di tanah air tidak bisa disamakan dengan kondisi liburan di berbagai negara lain. "Saya pikir ini bukan liburan panjang yang pertama kali dialami BEI jelang lebaran, ini sudah berulang kali sejak BEI berdiri," ungkapnya.

Willy menambahkan, jika dikaitkan dengan bursa luar negeri dan regional, peforma BEI jelang liburan lebaran adalah yang terbaik di antara semuanya. "IHSG jelang liburan mencatatkan rekor sepanjang sejarah BEI dengan menembus di level 3230," pungkasnya. Jadi, lanjut dia, sekali lagi liburan ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas pasar modal secara keseluruhan.

Sementara itu, pelaku pasar lainnya, juga turut mempertanyakan, pernyataan Presiden SBY yang mengatakan libur BEI yang terlalu panjang bisa merugikan aktivitas ekonomi dan dunia usaha. Sektor riil tidak akan terganggu hanya karena libur bursa libur lebih panjang.

“Kalau Presiden mengatakan akan mengganggu ekonomi, sektor riil mana yang akan terganggu. Perputaran uangkan masih berlanggsung, karena Bank Indonesia tetap beroperasi. Saya pikir tidak ada pengaruh signifikan libur bursa (lebih panjang) dengan ekonomi nasional,” ujar Direktur Utama Financorpindo Nusa Edwin Sinaga.

Edwin menambahkan, hari libur bursa tahun ini memang lebih panjang satu hari dibanding dengan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah dari 8 – 13 September 2010. Sementara Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan hari libur perdagangan mulai 8 – 14 September 2010. Libur bursa yang satu hari lebih panjang dibanding cuti bersama tersebut dinilai Edwin tidak berdampak signifikan bagi ekonomi nasional dan industri pasar modal sendiri.

Ketetapan masa libur bursa tersebut sudah disepakati pelaku pasar pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI Juni lalu. “Ini sudah disepakati dalam RUPS kemarin jadi memang tidak ada masalah bagi pelaku industri sendiri,” tukas Edwin.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan pasar saham di Indonesia belum dibuka. Presiden heran mengapa bursa tutup hingga satu pekan. Hal itu, kata Presiden, tidak terjadi di negara-negara lain, sehingga Presiden khawatir aktivitas ekonomi terganggu.

"Saya tadi mengecek di televisi, pasar saham kita belum buka. Di situ disebutkan sejak tanggal tujuh September, sudah seminggu. Sedangkan negara lain paling-paling yang tutup cuma dua hari," kata Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Selasa (14/9).

Di hadapan para menteri, Presiden bertanya apakah kondisi itu bisa mengganggu perekonomian. "Apakah tidak terganggu, aktivitas ekonomi, aktivitas dunia usaha meskipun seolah-olah ini kesepakatan pihak pengelola dengan pelaku-pelaky pasar modal," kata Presiden. Menurut Presiden, pembangunan perekonomian harus dilakukan serius.

"Ingat bahwa kita harus menunjukkan bahwa kita ini serus membangun dan menggalakkan perekonomian dan dunia usaha kita, termasuk pelayanan publik. Jadi, kalau Saudara dengan state never sleep, ya boleh warganya, penduduknya sekali-kali relaks, tapi negara tidak boleh berhenti didalam memberikan pelayanan, saya kira motto itu bagus, mari kita jalankan sebaik-baiknya," kata Presiden. agung budiono, ikhsan shiddieqy

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement