EKBIS.CO, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan adanya tiga penyakit yang membahayakan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu penyakit berbaya itu adalah sifat serakah. Meski demikian, Presiden bersyukur saat ini masih banyak BUMN yang sehat.
"Apa penyakit itu? Kebiasaan untuk mengambil, merambah semua bisnis, padahal tidak sesuai dengan core bussiness BUMN itu. Kalau dari sisi agama, bisa dikatakan serakah," kata Presiden ketika memberi sambutan dalam Indonesia Bussiness and BUMN Expo (IBBEX) 2010 di Balai Sidang Jakarta, Kamis (23/9).
Sifat serakah itu membuat BUMN mengambil semua bisnis dari hulu sampai hilir. Berdasarkan banyak pengalaman, kata Presiden, praktik seperti itu bisa membuat perusahaan menjadi gagal, dan pada akhirnya bisa kolaps. Penyakit yang kedua, kata Presiden, BUMN dijadikan sapi perahan.
"Jangan sampai menggoncangkan kesehatan bisnis dari perusahaan itu. Jangan sampai dijadikan sapi perah BUMN kita," kata Presiden di depan komisaris dan direktur BUMN seluruh Indonesia.
Penyakit ketiga yang membahayakan BUMN adalah BUMN dijadikan bancakan. "Semua ingin dapat keuntungan pribadi," kata Presiden. Untuk mencegah tiga penyakit itu, Presiden menekankan pentingnya melakukan reformasi birokrasi
Presiden mengingatkan, menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa hanya otak-atik rating atau melihat penghargaan. "Tapi apa saudara yakin perusahaan yang saudara pimpin makin produktif, efisien," katanya.
Presiden masih bersyukur peringkat Indonesia di World Economic Forum meningkat dari 54 menjadi 44. Presiden memberi pesan, ada empat hal yang harus dilakukan BUMN, yakni meningkatkan efisiensi dan produktivitas, membangun human capital, melakukan inovasi dan penguasaan teknologi, serta good governance "Saya meminta jajaran BUMN agar bisa lakukan evaluasi," katanya.
Presiden mengingatkan, BUMN juga perlu melaksanakan good governance and free corruption. "Garis bawahi kata-kata saya, tidak ada toleransi, zero tolerance untuk korupsi," kata Presiden disambut tepuk tangan hadirin. Jika ingin jadi perusahaan kelas dunia, Presiden berpesan agar kuatkan dulu di dalam negeri, baru kembangkan sayap ke luar.