Rabu 27 Oct 2010 19:06 WIB

Perang Kurs Hanya Ulah AS

Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA--Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga menilai perang kurs yang dilontarkan Amerika Serikat itu terjadi karena kekhawatiran negara tersebut terhadap dolar yang makin merosot terutama terhadap mata uang utama Asia. Dolar terus merosot dalam beberapa minggu terakhir di tengah harapan Bank Sentral AS memperbaharui pembelian aset untuk meningkatkan perekonomian, katanya di Jakarta, Rabu.

Edwin Sinaga yang juga Dirut Finan Corpindo Nusa, mengatakan, persoalan itu muncul setelah pemerintah China menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 5,56 persen. Kenaikan suku bunga itu mendorong pelaku asing cenderung membeli remimbi (mata uang Cina), katanya.
Situasi ini, menurut dia menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat bahwa para pelaku bisnis akan berpaling membeli yuan ketimbang dolar, katanya. Dolar saat ini, lanjut dia memang menguat terhadap euro dan yen setelah data menunjukkan sedikit perbaikan pada kepercayaan konsumen di AS.
Euro diperdagangkan pada 1,3857 dolar naik dari 1,3969 dolar AS. Greenback juga naik menjadi 81,43 yen dari 80,82 yen pada Senin. Ia mengatakan, AS semula meminta Cina untuk menaikkan yuan yang dinilai rendah dalam upaya menahan serbuan produk Cina ke AS dan Eropa.
AS dan Cina telah melakukan berbagai pertemuan namun sampai saat ini Cina masih belum menaikkan Yuan bahkan menaikkan suku bunganya yang membuat AS menjadi lebih khawatir. AS kemungkinan menghadapi kesulitan untuk menekan Cina, karena Cina telah membeli surat berharga AS sebesar dua triliun dolar, dan apabila AS terus menekannya dikhawatirkan Cina akan melepas surat berharga itu di pasar global, tuturnya.
Sementara itu pengamat pasar uang lainnya, Rully Nova mengatakan, perang kurs antar negara-negara besar belum memberikan dampaknya terhadap pergerakan rupiah. Rupiah bahkan semakin membaik yang sempat berada dilevel Rp8.900 per dolar, kata Rully Nova yang juga analis PT Bank Himpunan Saudara. "Kami optimis perang kurs yang dinyatakan AS itu hanya merupakan alasan saja, karena kekhawatirannya terhadap produk Cina," tambahnya.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement