EKBIS.CO, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi masih berada pada kisaran Rp 8.902 - Rp 8.912 per dolar seperti hari sebelumnya, karena pelaku pasar masih hati-hati bermain lebih jauh di pasar.
Kepala Keuangan PT OCBC NISP, Suriyanto Chang di Jakarta, Selasa (9/11) mengatakan, para pelaku pasar masih belum aktif bermain di pasar, mereka menunggu kedatangan Presiden AS Barack Obama pada Selasa ini apakah akan muncul aksi demo.
Karena kekhawatiran akan munculnya aksi demo, mereka lebih cenderung berada di luar pasar, katanya. Menurut dia, kondisi pasar seperti ini merupakan peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menekan rupiah namun BI terlihat tidak melakukan aksinya.
BI kemungkinan merasa tidak perlu melakukan aksi tersebut, karena masih ada faktor positif yang mendukung rupiah, katanya. Fundamental ekonomi makro yang makin kuat dan selisih bunga rupiah terhadap AS, menunjukkan bahwa peluang rupiah untuk kembali naik di bawah level Rp 8.900 per dolar masih besar.
"Kami optimis pasar masih dapat mendorong rupiah bergerak naik lagi," ucapnya.
Menurut dia, para pelaku asing akan meningkatkan investasi di pasar domestik, karena pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat didukung oleh bunga rupiah yang tetap tinggi. Meski saat ini bursa regional melemah akibat merosotnya saham-saham di New York.
Akibatnya, lanjut dia indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia turun karena aksi lepas saham oleh pelaku asing. "Kami optimis indeks akan berubah yang semula tertekan kembali menguat, karena tekanan negatif pasar tidak terlalu besar, yang pada gilirannya memicu rupiah menguat," katanya.