Rabu 10 Nov 2010 04:53 WIB

Tim Perumus Pembangunan Pertanian akan Dibentuk

Rep: Zaky Al hamzah/ Red: Budi Raharjo
Menteri Pertanian
Menteri Pertanian

EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Pertanian, Suswono, akan membentuk Tim Perumus Pembangunan Pertanian Jangka Panjang dalam mencapai keberhasilan pembangunan ketahanan pangan nasional. Tugas utama tim adalah menyusun cetak biru pembangunan pertanian dalam jangka panjang atau sekitar 25 tahun ke depan.

‘’Saya sudah menunjuk pak Bomer (Bomer Pasaribu, anggota Komisi IV DPR) sebagai ketua tim. Masa kerjanya maksimal dua tahun,’’ ujar Suswono, dalam Temu Pimpinan Media di Jakarta, Selasa (9/11).

Tim ini akan melibatkan akademisi, pakar, pengamat, praktisi pertanian, anggota dewan serta pihak terkait yang dinilai mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam pembangunan pertanian nasional. Suswono menjelaskan, tim ini akan mengkaji semua program serta permasalahan yang dihadapi sector pertanian, dari soal swasembada beras, kelapa sawit, swasembada kedelai, swasembada daging serta komoditas lain.

Kemudian, dari satu periode ke periode pemerintahan berikutnya, ujar dia, belum terdeteksi prioritas pembangunan pertanian dalam jangka panjang. Pencapaian target dari sebuah program pun sulit terdeteksi, sebab tak semua program memiliki data atau perkembangan terkini.

Dia mencontohkan program penambahan lahan pertanian. Badan Pertanahan Nasional (BPN) menjanjikan akan menghibahkan dua juta hectare (ha) lahan yang menganggur. ‘’Tapi, sampai kini belum jelas. Setiap ketemu kepala BPN, saya selalu tagih janjinya,’’ ujar dia. Tanpa penambahan lahan, petani akan kesulitan meningkatkan produksi padinya. Di sisi lain, konsumsi pangan dari beras selalu meningkat tiap tahunnya.

Selain dari BPN, Kementerian Pertanian mengusahakan penambahan lahan melalui Perum Perhutani. Menurut Suswono, Perhutani memiliki lahan sekitar 2,4 juta ha yang bisa dimanfaatkan untuk produksi kedelai. Dengan hanya membutuhkan lahan 500 ribu ha dari 2,4 juta ha tersebut, maka produksi kedelai nasional akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. ‘’Tak lagi impor.’’

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement