EKBIS.CO, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (18/11) pagi turun 21 poin, karena aksi lepas rupiah berlanjut, meski dolar AS di pasar regional melemah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp 8.957 - Rp 8.967 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.936 - Rp 8.946 per dolar.
Analis PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar khususnya asing masih melepas rupiah, karena mereka khawatir terhadap krisis utang di Irlandia yang merembet ke kawasan Eropa lainnya. Selain itu juga, mereka sedang memfokuskan perhatian dengan adanya pengawasan arus modal oleh bank sentral di Asia, katanya.
Rully Nova mengatakan, rupiah seharusnya bisa bergerak naik menyusul melemahnya dolar AS terhadap euro dan yen, namun pelaku pasar lebih cenderung melepas rupiah ketimbang membeli. Dolar terhadap euro turun dari 11,3488 menjadi 1,3530 dan terhadap yen menjadi 83,16 dari sebelumnya 83,28.
Dolar AS makin tertekan dengan adanya data ekonomi AS menunjukkan harga konsumen AS meningkat yang berarti bahwa pertumbuhan AS lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, katanya. Rupiah, lanjut Ruly Nova, kemungkinan akan tertekan kembali pada Kamis siang, karena sentimen negatif masih menyelimuti pasar uang.
Apabila muncul faktor baru yang kuat maka rupiah akan bergerak naik, namun diperkirakan saat ini faktor tersebut masih belum muncul, katanya. Rupiah, menurut Rully, memang sedang diarahkan ke level Rp 9.000 per dolar agar eksportir dapat berusaha dengan baik.
Baik eksportir maupun importir dapat melakukan kegiatannya usahanya dengan baik, eksportir dapat menetapkan harga di pasar ekspor, sedangkan importir masih dapat membeli kebutuhan bahan baku impor karena harga dolar sesuai dengan pasar, tuturnya.