Jumat 19 Nov 2010 01:48 WIB
Faktor Negatif Eksternal Kuasai Pasar Domestik

Indeks BEI Sulit Capai 3.800 Poin

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

EKBIS.CO, JAKARTA--Pengamat pasar saham, Michael Ady Surya, menilai, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kesulitan untuk bisa mencapai rekor baru 3.800 poin, karena sejak di posisi 3.755 poin indeks terus terpuruk.

Pada akhir tahun ini, Indeks BEI kemungkinan juga  tidak akan mencapai level 3.800 poin karena faktor negatif dari eksternal menguasai pasar domestik, kata Michael, di Jakarta, Kamis (18/10). Michael yang juga analis PT Valbury Asia Securities mengatakan, kenaikan indeks BEI hingga mencapai rekor 3.700 poin sebenarnya diluar perkiraan pasar.

"Indek semula diperkirakan hanya akan mencapai 3.500 poin, namun kuatnya arus modal asing yang masuk ke pasar domestik mendorong indeks naik hingga di level 3.700 poin," ujarnya. Sebuah lembaga keuangan AS, JP Morgan Stanley optimis indeks akan dapat mencapai di atas level 4.000 poin lebih, namun posisi indeks di level tersebut dinilai terlalu tinggi.

Michael Ady Surya mengatakan, indeks sejak di posisi 3.000 poin terus menguat hingga mencapai 3.400 poin, karena pelaku pasar makin aktif membeli saham. "Pada posisi 3.400 poin dukungan pasar agak berkurang, sehingga indeks untuk mencapai level 3.500 poin agak lama," ucapnya.

Kenaikan indeks hingga level 3.700 poin, lanjut dia karena faktor fundamental ekonomi Indonesia yang makin membaik dan didukung pula oleh pertumbuhan ekonomi yang makin kuat dari turun ke tahun. Namun pada posisi 3.750 poin indeks mulai terkoreksi hingga mendekati level Rp3.600 poin, yang menunjukkan adanya kekhawatiran akibat krisis utang yang terjadi di Irlandia, ucapnya.

Ia mengatakan, pemerintah harus memanfaatkan dana asing ang masuk ke pasar domestik, agar dana itu menjadi dana menengah panjang. "Karena dana asing itu sangat dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional yang terus tumbuh", katanya.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement