EKBIS.CO, SEMARANG—Para pedagang beras di pusat grosir beras Pasar Dargo, Semarang mengatakan, ulah spekulan yang menimbun beras menjadi penyebab terjadinya lonjakan harga bahan pangan pokok yang kembali terjadi di tengah masyarakat ini.
Ketua Asosiasi Pedagang Beras Dargo, Mustofa (50) mengatakan, selain kondisi cuaca yang berpotensi terhadap terjadinya hujan, para pedagang bermodal besar ikut memberi andil atas lonjakan harga beras di penghujung tahun 2010 ini.
Menurutnya, bulan- bulan terakhir menjelang pergantian tahun seperti sekarang ini merupakan masa sulit bagi pedagang untuk mendapatkan pasokan beras. Pasalnya masa panen sudah habis dan stok beras terus berkurang.
“Untuk mengantisipasi kekosongan stok ini, para pedagang bermodal besar cenderung untuk menimbun beras di gudangnya pada saat harga mengalami penurunan. Akibatnya para pedagang bermodal kecil terus mengalami kesulitan mendapatkan pasokan,” ujarnya, di Semarang, Kamis (30/12).
Akibatnya harga beras di tingkat grosir kembali melonjak. Hukum ekonomi yang berlaku saat stok beras terbatas harganya justru melonjak. Dalam situasi ini para penimbun beras sangat menguasai pasar, karena bisa ‘memainkan’ harga dan stok yang dimiliki.
Hingga saat ini saja, harga beras dengan mutu bagus kembali menyentuh kisaran harga Rp 8.000 hingga Rp 8.300 per kilogram, tergantung jenisnya. Sedangkan harga beras mutu sedang mencapai kisaran harga Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kilogram.
Pascalebaran, harga beras mutu bagus di Pasar Dargo sudah kembali turun berkisar Rp 7.500- hingga Rp 7.800 per kilogram dan beras mutu sedang hanya berkisar Rp 6.000 hingga 6.800 per kilogram, tergantung dari jenisnya.