Jumat 07 Jan 2011 06:51 WIB

'Baru Kali Ini Cabai Masuk Sidang Kabinet'

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Stevy Maradona
Pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Djati
Foto: Republika
Pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Djati

EKBIS.CO, JAKARTA- Kisruh harga cabai yang menyentuh harga Rp 100 ribu per kilogram membuat hal yang sebetulnya tidak masuk hitungan, menjadi heboh. Bahkan, Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan mengatakan, “Baru kali ini cabai masuk sidang kabinet.”

Padahal, menurut Rusman di Kantor Presiden, Cabai bukan merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. “Kita pernah bilang, kalau cuma mau pedasnya pakailah sambal botol. Ternyata pembaca dan pemirsa marah semua,” katanya, Kamis (6/1).

Padahal, tambah dia, ketika panen dan harga cabai jatuh hingga Rp 13 ribu, serta membuat petani merana tidak ada yang meributkan.

Menanggapi “ekonomi percabaian” ini, menurutnya, BPS akan mengambil insiatif untuk melihat cabai dari sisi ekonominya. “Cost structurenya, berapa biaya yang harus dikeluarkan, durasinya dan berapa nilai jual,” kata dia. Sehingga, tambahnya, kedepannya bisa melihat harga kisaran yang wajar. 

Rusman sendiri menjelaskan bahwa harga wajarnya cabai ada di kisaran Rp 20-30 ribu. “Itu petani nyaman, ada gairah menanam dan konsumen mampu. Jangan Rp 13 ribu, juga jangan sampai Rp 100 ribu. Karena petani juga tidak dapat apa-apa dan konsumen berteriak,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement