EKBIS.CO, HONG KONG - Harga minyak tetap di atas 100 dolar Amerika Serikat per barel pada Selasa (1/2) karena berlanjutnya kekhawatiran atas kerusuhan politik di Mesir, sementara pasar saham Asia 'rebound' (berbalik naik) dari kerugian hari sebelumnya, dibantu oleh sebuah rally di Wall Street.
Harga minyak mentah Brent North Sea memecahkan level 100 dolar di New York pada Senin. Harga mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari dua tahun karena demonstran menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur.
Pedagang mendorong harga minyak mentah lebih tinggi karena kekhawatiran pasokan. Meskipun Mesir bukan produsen besar, namun adalah tempat Terusan Suez, yang membawa sekitar 2,4 juta barel minyak per hari -- kira-kira setara produksi harian Irak atau Brazil.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret merosot 50 sen tetapi masih tinggi di 100,51 dolar dalam perdagangan sore, setelah mencapai 101,73 dolar pada Senin malam, tingkat tertinggi sejak Oktober 2008 di awal krisis global.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk Maret, turun 20 sen menjadi 91,99 dolar per barel. "Salah satu faktor (penurunan) mungkin aksi ambil untung karena kita berada di tertinggi 27-bulan," kata Ong Yi Ling, analis investasi di Phillip Futures di Singapura.
Ia menambahkan bahwa penurunan bisa terjadi namun sementara karena krisis politik Mesir berlarut-larut. "Untuk Brent, kita masih bisa melihat harga meningkat lebih tinggi lagi. Jika ketegangan terus berlangsung akan terus memberikan dukungan untuk harga minyak," katanya.