EKBIS.CO, JAKARTA--Pengamat Ekonomi, Faisal Basri, menyatakan adanya kesenjangan pola pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Akibatnya, berdampak ke kualitas pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan non-tradeable itu sekitar 0,93 persen dan tradeable 3,6 persen," kata Faisal dalam Diskusi Panel Iklim Penanaman Modal Tahun 2011 di Jakarta, Selasa (8/2).
Saat ini, lanjutnya, terjadi penurunan sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut Faisal, penurunan tersebut sangat tajam. "Dari tadinya 26 persen menjadi 24 persen. Ini terkesan percepatan deindustrilisasi," ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, Faisal memperkirakan PDB per sektor untuk tahun 2011, ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Untuk sektor pertanian PDB-nya akan berada di level 3,7 persen di 2011, sedangkan tahun 2010 di level 3,6 persen. Sektor pertambangan justru menurun menjadi 2,3 persen di 2011 dari 3,0 persen di 2010. Sektor manufaktur sendiri bergerak dari 4,3 persen di tahun lalu menjadi 4,7 persen di tahun ini.
Sektor konstruksi akan tetap sama dibandingkan tahun lalu di level 7,5 persen. Total pertumbuhan PDB per sektor di 2011 berada di level 6,6 persen, lebih besar dibandingkan tahun lalu yang di level 6,2 persen. "Growing kita itu rendah dibandingkan Thailand yang tinggi dan Filipina juga," ujar Faisal.
Di kesempatan yang sama, Direktur Deregulasi Penanaman Modal BKPM, Indra Darmawan, menambahkan, terkait manufaktur, pihaknya hanya bisa berkoordinasi.
Sementara itu, untuk target investasi tahun ini sebesar Rp 240-250 triliun atau naik 15 persen dibandingkan tahun lalu. "Sektor unggulannya yaitu pangan, energi dan infrastruktur," tutur Indra.
Sepanjang tahun lalu realisasi investasi mencapai Rp 208,5 triliun. Dengan rincian, penanaman modal asing Rp 148 triliun dan penanaman modal dalam negeri Rp 60,5 triliun.