Jumat 04 Mar 2011 21:42 WIB

Krisis Libya Dominasi Pasar, Harga Minyak Naik

Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, LONDON--Harga minyak dunia pada hari Jumat naik karena krisis di Libya kembali mendominasi sentimen pasar menjelang pengumuman data ekonomi vital di Amerika Serikat, negara konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik 62 sen menjadi 115,41 dolar AS per barel.

Kontrak minyak mentah light sweet di New York untuk pengiriman April, yang dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI), naik 72 sen menjadi 102,63 dolar AS. "Harga minyak mentah bertahan di atas 100 dolar AS per barel menyusul kondisi kekacauan politik yang berlangsung di Libya terus mendominasi pasar," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

"Masih harus ditunggu bagaimana pasar bereaksi terhadap data pengajian non-pertanian di AS yang keluar sore ini yang bisa memberikan gambaran penting mengenai pasar minyak dan ekuitas dalam jangka pendek." Harga masih jauh dari puncak tertinggi mendekati 120 dolar pada pekan lalu ketika kekerasan berkobar di Libya dimana para penentang Moamer Kadhafi mulai mengambil kendali lebih luas di bagian timur negara itu.

Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) diguncang kerusuhan sejak pemberontakan di Tunisia pada bulan Januari menurunkan pemerintah di sana dan kemudian menimbulkan protes serupa di Mesir yang kemudian menggulingkan Presiden Hosni Mubarak. "Kekhawatiran sesungguhnya hingga saat ini ialah penyebaran kerusuhan yang lebih luas din kawasan MENA, dimana gangguan produksi minyak tidak hanya terjadi di Libya," kata analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop.

"Saat ini masih minim berita mengenai kerusuhan lanjutan di Arab Saudi, Iran, Oman (dan) Aljazair. Hal ini untuk sementara bisa menenangkan pasar saat ini." Dia menambahkan: "Belum bisa diyakini bahwa kerusuhan di Libya sudah berakhir, atau bahwa Libya akan menjadi negara terakhir di MENA yang mengalami kerusuhan."

"Sejauh ini perkembangan terjadi begitu cepata dan intensitas tinggi di seluruh wilayah MENA, dan perkembangan lebih lanjut kemungkinan berlangsung lebih cepat. Dengan demikian kita berpikir bahwa harga minyak akan terus naik." Harga minyak turun sedikit pada hari Kamis karena investor menanggapi usulan Venezuela untuk mengirimkan misi penjaga perdamaian internasional untuk mencegah perang saudara di Libya.

Tapi harga kembali bergerak ke atas karena muncul keraguan terhadap proposal Venezuela untuk menengahi krisis, kata para analis. Kepala Perusahaan Perminyakan Nasional Libya, Shukri Ghanem, mengatakan kepada AFP Kamis bahwa produksi minyak negara itu telah turun hingga menjadi "setengahnya," terutama karena kepergian pekerja asing yang takut akan keselamatan mereka.

Ghanem, yang juga secara de facto merupakan menteri perminyakan, menolak untuk memberikan data angka produksi tetapi ia menekankan bahwa "tidak ada instalasi minyak yang rusak." "Kami terus memproduksi dan mengekspor minyak," katanya. Libya memproduksi sekitar 1,6 juta barel per hari, pada kondisi normal sekitar 85 persen diekspor ke Eropa, demikian menurut Badan Energi Internasional.

sumber : antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement