EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk membukukan kenaikan laba bersih konsolidasi menjadi 268 juta dolar AS hingga akhir semester pertama. Kenaikan Laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata batu bara.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menyatakan, pendapatan bersih Adaro Energy pun meningkat 36 persen menjadi 1,8 miliar dolar AS. Perseroan mencapai rekor kinerja operasional kuartalan tertinggi pada kuartal kedua 2011. “Ini disebabkan oleh dukungan alat berat baru yang lebih besar dan kinerja yang baik dari para kontraktor,” ujarnya, Selasa (16/8). Volume produksi dan penjualan untuk semester pertama 2011 masing-masing meningkat 5,5 persen dan 10 persen menjadi 22,81 juta ton dan 24,02 juta ton.
Penjualan batu bara jenis E4000 (Wara) terus mendapatkan permintaan yang kuat dari pasar dimana 2,6 juta ton E4000 terjual dalam semester pertama 2011. “Hingga akhir tahun kami harap bisa mencapai 4 – 5 juta ton,” tuturnya. Pada kuartal kedua 2011, Adaro menandatangani kontrak baru untuk Wara dengan konsumen di Thailand. Selain itu, menambahkan serangkaian kontrak yang telah diadakan sebelumnya dengan para konsumen dari India, China, Korea Selatan dan Indonesia.
Anak perusahaan Adaro Energy, PT Adaro Indonesia (AI), tetap menduduki posisi sebagai penyumbang pendapatan usaha yang terbesar yaitu 92 persen dari pendapatan usaha bersih. Sedangkan Divisi perdagangan batubara, Coaltrade Services International Pte Ltd. (CTI), berkontribusi relatif kecil terhadap segmen pertambangan dan perdagangan batubara. Pada semester pertama 2011, pendapatan usaha bersih dari pertambangan dan perdagangan batubara meningkat 36 persen menjadi 1,6 miliar dolar AS. Sedangkan divisi jasa penambangan yaitu PT Saptaindra Sejati (SIS) mencatat pendapatan sebesar 190,4 juta dolar AS. Meningkat 29 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Anak perusahaan Adaro Energy untuk segmen lainnya, seperti PT Alam Tri Abadi (ATA), PT Sarana Daya Mandiri (SDM), PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), Orchard Maritime Logistics Pte. Ltd. (OML), PT Harapan Bahtera Internusa (HBI), dan PT Maritim Barito Perkasa (MBP) juga mengalami peningkatan pendapatan. Total pendapatan dari sejumlah anak perusahaan itu meningkat 138 persen menjadi 162,8 juta dolar AS. Setelah eliminasi, nilai ini dikonversikan menjadi pendapatan bersih sebesar 46,8 juta dolar AS atau naik 39 persen dari periode yangsama tahun sebelumnya.