EKBIS.CO, JAKARTA - Pengamat pasar modal, Ifan Kurniawan memperkirakan, para pelaku pasar masih hati-hati untuk masuk ke pasar. Mereka belum membeli saham secara optimal, karena masih khawatir dengan gejolak ekonomi global.
Para pelaku asing juga belum hanya membeli saham dalam jumlah yang masih kecil senilai Rp82 miliar, sehingga indeks harga saham gabungan hanya naik 1,41 persen, katanya di Jakarta, Rabu.
Ifan yang juga analis PT First Asia Capital mengatakan, aksi beli pelaku pasar muncul menyusul membaiknya bursa Jerman dan Eropa serta menguat indeks Dow Jones.
Namun kenaikan itu oleh pelaku pasar dinilai sesaat saja, sehingga mereka tidak memanfaatkan momentum yang ada saat ini, katanya.
Pelaku pasar, menurut dia, masih menunggu kabar dari Eropa dan Amerika Serikat mengenai krisis utang yang masih tak menentu, meski Jerman menyatakan akan membantu krisis Uni Eropa lebih baik lagi. "Kami menunggu rencana Jerman untuk membantu Uni Eropa terutama Yunani agar krisis itu tidak merembet ke negara lain," ucapnya.
Ia mengatakan, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia dalam pertemuan pada akhir pekan lalu menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia makin suram.
Pernyataan itu mengakibatkan pelaku pasar terutama asing hati-hati untuk bermain di pasar domestik, meski harga saham relatif rendah, ucapnya.
Meski demikian, lanjut dia Indonesia masih merupakan pasar yang menarik dan pada gilirannya pelaku asing akan makin masuk pasar membeli saham dalam jumlah yang besar. "Kami memperkirakan pelaku asing dalam beberapa kedepan apabila tidak ada gejolak yang muncul dari luar, mereka akan segera masuk ke pasar domestik membeli saham dalam jumlah yang besar, " ucapnya.
Harga saham P Gas misalnya merupakan saham yang harga cukup rendah dan sangat menarik untuk dibeli, karena terlambat mengalami penguatan, dan ini juga disebabkan pelaku pasar kurang melirik ke saham perseroan milik pemerintah.
Namun dalam perdagagan Rabu siang ini saham tersebut mendominasi perdagangan dengan volume transaksi mencapai 70,60 persen dengan nilai Rp 194,93 miliar pada kurs akhir Rp 2.775 atau naik Rp 125 per saham, katanya.