EKBIS.CO, JAKARTA--Dana cadangan untuk mengantisipasi masalah pangan mulai digunakan untuk menjaga produksi. Meski persediaan pangan dalam kondisi mencukupi, namun dana tetap digunakan untuk mengantisipasi kekeringan. Pemda juga ada yang meminta dana itu diturunkan.
"Saya minta cermati musim kering, jangan sampai terjadi keterlambatan pada musim tanam, sehingga dana yang masih tersedia untuk stabilisasi dan mengatasi gangguan pangan harus digunakan. Beberapa daerah minta traktor dan lain-lain," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai memimpin Rakor tentang pangan di Kemenko Perekonomian, Kamis (6/10). Hal itu terkait upaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan.
Dana yang digunakan itu hanya untuk mengantisipasi saja. Menurut Hatta, stok pangan saat ini sudah cukup. Ketersediaan pangan di daerah juga masih terjaga dan tidak ada kekurangan. Hatta mengingatkan, inflasi juga rendah dan sumbangan dari sektor pangan itu deflasi atau minus. Meski demikian, musim kemarau harus diwaspadai.
Menurut dia, Rakor juga membahas road map menuju pertumbuhan mengamankan lima persen per tahun. "Dari retreat 22 gubernur, sepakat dengan target yang ditetapkan maisng-masing daerah agar pertumbuhan rata-rata lima persen. Dengan pertumbuhan itu, kita akan capai surplus 2014-2015 10 juta," kata Hatta menegaskan.
Untuk mencapai hal itu, ujar Hatta, dibutuhkan sejumlah investasi, seperti mencetak sawah baru, irigasi, dan waduk juga selesai. Menurut Hatta, pemerintah akan mempertajam kesiapan dana dan menyiapkan sinergi BUMN yang sekarang sudah bekerja. Menteri Kehutanan menyiapkan lahan dalam waktu ke depan tambah dua juta hektare khusus pertanian.
Berapa dana cadangan pangan yang sudah terpakai? "(Dari) Rp 2 triliun plus Rp 1 triliun (dana cadangan pangan), dipakai raskin Rp 1 triliun, puso Rp 300 miliar, (sisanya) masih cukup besar untuk mengatasi hal yang berkaitan dengan gangguan produksi," ujar Hatta. Dia optimis produksi pangan tak mengalami gangguan.
