EKBIS.CO, SURABAYA - Maskapai penerbangan Merpati Nusantara menolak niat baik PT Pertamina (Persero) untuk kembali memasok avtur ke Bandara Internasional Juanda Surabaya dan Bandara Hasanudin Makassar.
"Kami baru saja melakukan pembicaraan dengan pemerintah terkait penghentian pasokan avtur kepada Merpati Nusantara. Hasil pembicaraan itu telah mempertimbangkan semua, sehingga kami dan pemerintah sepakat memasok kembali bahan bakar tersebut kepada Merpati," kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Mochamad Harun yang dihubungi dari Surabaya Sabtu (15/10) malam, terkait penghentian pasokan avtur Pertamina ke Merpati Nusantara.
Namun, jelas dia, sampai sekarang hasil pembicaraan yang diputuskan antara Pertamina dan pemerintah pada hari ini tidak mendapatkan tanggapan positif dari manajemen maskapai pelat merah tersebut. "Bahkan, Manajemen Merpati terus melakukan upaya mempolitisasi isu 'business to business' ini," ujarnya.
Dengan tidak adanya niat Merpati Nusantara untuk menyelesaikan permasalahan dengan baik, ia menyatakan, Pertamina tetap melakukan penghentian pasokan avtur di dua bandara tersebut, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya dan Bandara Hasanudin Makassar.
Utang Merpati
Selain itu, Harun juga menyinggung utang Merpati Nusantara saat ini total menjadi senilai Rp550 miliar. Besaran tersebut, tambah dia, memiliki rincian yang didasarkan adanya utang pokok sejak 2006 yang pada masa sekarang mencapai Rp270 miliar. Apabila ditambahkan dengan besarnya denda dan bunga maka nilainya menjadi Rp550 miliar.
"Melihat besarnya utang yang dimiliki dan kondisi keuangan Merpati Nusantara saat ini maka diprediksi nominal itu tidak akan terbayar," katanya.
Melalui penghentian pasokan avtur tersebut, ia optimistis, dapat menyadarkan Merpati Nusantara supaya lebih mementingkan kebutuhan masyarakat penerbangan di Tanah Air. Apalagi, selama ini pihaknya telah memberikan waktu bagi Merpati Nusantara untuk menyelesaikan utang pembelian avtur.
"Sejak tahun 2010, kami sudah memberikan kesempatan bagi Merpati Nusantara untuk membayar besaran utangnya," katanya.
Bahkan, lanjut dia, Pertamina telah memberikan keringanan pembayaran utangnya dengan metode pelunasan secara bertahap meskipun Manajemen Merpati Nusantara tetap tidak menampakkan itikad baik. Oleh karena itu, penghentian pasokan avtur ini adalah solusi terbaik saat ini untuk memberikan peringatan bagi mereka.
"Apalagi, jika kondisi ini berlanjut maka kalangan yang paling dirugikan adalah masyarakat penerbangan di penjuru Nusantara," katanya