EKBIS.CO, JAKARTA-Realisasi investasi di Indonesia sejak Januari hingga September 2011 mencapai Rp 181 triliun. Jumlah tersebut mendekati target investasi dalam rencana strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rp 240 triliun pada 2011. Investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM M Azhar Lubis dalam konferensi pers di kantor BKPM, Kamis (20/10). Dari realisasi investasi Rp 181 triliun, terdiri dari Rp 129 triliunPMA dan Rp 52 triliun PMDN. "Kami optimis akhir tahun bisa Rp 240 triliun, jadi hanya membutuhkan Rp 60-an triliun lagi pada triwulan keempat," kata Azhar menegaskan.
Realisasi investasi pada triwulan ketiga sebesar Rp 65,4 triliun. Jumlah tersebut meningkat 5,48 persen dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 62 triliun. Realisasi investasi pada triwulan pertama 2011 sebesar Rp 53,6 triliun, sehingga peningkatan realisasi investasi sejak triwulan pertama mencapai 15,3 persen. Sedangkan, realisasi investasi Januari-September 2011 meningkat 20,99 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Azhar menyambut baik peningkatan investasi itu karena terjadi di tengah ketidakpastian yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika. Dia mengatakan, realisasi investasi PMDN Januari-September ini masih didominasi sektor usaha tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp 8,3 triliun. Diikuti sektor industri makanan Rp 5,8 triliun: industri nonlogam mineral Rp 5,6 triliun; transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 5,6 triliun; listrik, gas, dan air Rp 5,4 triliun.
Sementara, realisasi investasi PMA Januari-September ini masih didominasi sektor pertambangan sebesar 3,4 miliar dolar AS. Diikuti sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi 2,1 miliar dolar AS; industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik 1,4 miliar dolar AS; industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi 1,2 miliar dolar AS; listrik, gas, dan 1,2 miliar dolar AS. "Ini sudah realisasi ya, bukan rencana-rencana," ujar Azhar.