EKBIS.CO, JAKARTA – Lokasi boleh ditanam di Indonesia, tapi soal harga belum tentu buah lokal Indonesia lebih murah ketimbang buah impor. Harga buah dan sayur Indonesia yang mahal disebabkan karena tingginya ongkos yang harus dikeluarkan hingga sampai ke tangan konsumen. Akibatnya, buah dan sayur lokal pun kalah pamor dengan buah impor yang terus membanjiri tanah air.
“Faktanya, harga buah dan sayur local yang mahal karena transportasi dan distribusi sehingga mengakibatkan cost-nya tinggi,” kata Menteri Pertanian, Suswono saat ditemui di kantor presiden, Rabu sore (21/3).
Ia mencontohkan jeruk Pontianak yang ketika sampai ke pasaran harganya melambung. Jika di tangan petani harga jeruk itu Rp3 ribu, ketika sampai ke supermarket bisa mencapai Rp8 ribu.
“Ini karena cost yang mahal, distribusi, pengangkutan yang mahal. Jadi factor itulah yang membuat buah-buahan kita tidak bisa bersaing dengan buah impor,” katanya.
Ia mengatakan mekanisme untuk mengumpulkan buah dan sayur lokal jauh berbeda dengan di luar negeri. Perkebunan di sana sudah dalam bentuk perkebunan besar dan skala luas yang mempertimbangkan efisiensi dan biaya produksi.
Sedangkan di tanah air masih secara tradisional seperti melalui proses pengumpulan dari petani lalu ke pedagang kecil, pengumpul dan barulah masuk ke pasaran. “Ini artinya, prosesnya panjang,” katanya.