EKBIS.CO, JAKARTA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan proteksionisme yang bertujuan untuk membatasi arus barang dan jasa bukanlah solusi untuk menghadapi krisis ekonomi global yang diprediksi belum akan berakhir dalam waktu dekat.
"Proteksionisme bukan solusi bagi situasi dunia, biarkan arus barang dan jasa itu berjalan," ujarnya dalam forum bisnis Indonesia Singapura di Singapura, Selasa malam.
Menurut Hatta, apabila ada suatu negara yang melakukan proteksionisme dan melindungi kepentingan produk dalam negeri maka negara lain akan ikut melakukan sehingga dapat menimbulkan resesi baru.
"Untuk itu, saya lebih percaya adanya (ekonomi) pasar terbuka," ujarnya.
Hatta mengakui kelancaran arus barang dan jasa dalam kaitan dengan perdagangan bebas dapat merugikan salah satu negara namun hal tersebut dapat diatasi melalui kerjasama bilateral ekonomi yang komprehensif antar kedua negara.
"Apabila terjadi distorsi dalam free market maka ekonomi partnership bisa mengatasi melalui tangan negara, jadi menurut saya tidak ada dan tidak menyakini suatu pola yang dapat menghambat perdagangan," katanya.
Menurut dia dalam perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China kinerja ekspor Indonesia bahkan menunjukkan kinerja positif, yang berarti dalam kerangka perdagangan bebas, setiap negara dapat mengedepankan kepentingan nasional masing-masing.
"Kepentingan nasional tetap harus ada, karena Indonesia tetap menganut pasar terbuka yang tentu berkeadilan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hatta mengatakan kelancaran arus barang dan jasa dalam kaitan ekspor serta impor dapat mempengaruhi angka pertumbuhan yang secara keseluruhan mendorong perekonomian nasional.
Namun, pertumbuhan tinggi tersebut biasanya mengakibatkan kesenjangan sosial yang cukup tinggi diantara masyarakat sehingga pemerintah wajib memberikan jaminan dan perlindungan sosial bagi warga kurang mampu dalam bidang kesehatan.
"Pertumbuhan tinggi bisa menimbulkan kesenjangan, maka itu harus diimbangi dengan sosial protection yang saya yakini harus berjalan dalam koridor state budget," kata Hatta.