EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia (BII) selama sembilan pertama 2012 membukukan laba bersih Rp 922 miliar atau naik 66 persen dibanding periode yang sama tahun 2011.
"Kami memberikan komitmen pada pertumbuhan bisnis berkelanjutan, perbaikan kualitas aset, peningkatan efisiensi dan keseluruhan operasional bisnis," sebut Direktur Utama BII Dato' Khairussaleh Ramli dalam siaran pers BII yang diterima di Jakarta, Senin (29/10).
Laba sebelum pajak sembilan pertama 2012 tercatat mencapai Rp 1,3 triliun atau naik 62 persen dibanding periode yang sama 2011 yang mencapai Rp 790 miliar. Peningkatan kinerja ini terutama didukung pertumbuhan pada bisnis inti Bank, peningkatan keseluruhan kualitas aset termasuk entitas anak dan perbaikan berkelanjutan dari keseluruhan operasional bank.
BII membukukan pertumbuhan kredit pada sembilan bulan pertama 2012 dengan portofolio kredit naik 22 persen dari Rp 62 triliun pada September 2011 menjadi Rp 75,9 triliun pada September 2012. Kredit korporasi dan komersial memberikan kontribusi 37 persen dari total kredit, sementara kredit UKM dan Konsumer masing-masing sebesar 28 persen dan 35 persen.
Rasio kredit terhadap simpanan nasabah konsolidasi (LDR) tercatat sebesar 94,26 persen, meningkat dari 92,64 persen pada periode yang sama 2011. LDR Bank saja (tanpa memperhitungkan entitas anak) berada di level 88,47 persen. Sementara LDR konsolidasi modifikasi yang memperhitungkan obligasi, pinjaman jangka panjang dan simpanan nasabah tercatat sebesar 81,96 persen pada 30 September 2012.
Simpanan nasabah tumbuh 20 persen menjadi Rp 79,8 triliun per 30 September 2012, meningkat dari Rp 66,7 triliun pada 30 September 2011. Tabungan tumbuh 14 persen menjadi Rp 16,8 triliun, Giro tumbuh 20 persen menjadi Rp 13,0 triliun, dan Deposito Berjangka tumbuh 22 persen menjadi Rp 50,0 triliun.
Pertumbuhan pada simpanan nasabah ini memberikan kontribusi terhadap kenaikan total aset menjadi Rp 105,6 triliun dari Rp 90,9 triliun pada 30 September 2011, atau naik 16 persen. Sementara itu rasio kredit bermasalah bersih (net NPL) membaik menjadi 0,87 persen dari 1,37 persen.
Beban provisi turun 5,0 persen menjadi Rp 868 miliar per 30 September 2012 dibandingkan Rp 912 miliar pada periode yang sama 2011. BII juga mencatat pendapatan bunga bersih meningkat 28 persen dari Rp3,1 triliun pada September 2011 menjadi Rp 3,9 triliun pada September 2012. Peningkatan itu karena perbaikan pada kualitas aset.
Persaingan yang ketat di industri perbankan memberi tekanan pada marjin bunga bersih (NIM) perbankan, pada September 2012, BII dapat meningkatkan rasio NIM menjadi 5,88 persen dari 5,53 persen pada periode yang sama 2011. Hal itu terutama disebabkan perbaikan berkelanjutan dari beban dana bank.
Sementara itu pendapatan operasional lainnya (fee based income) mencapai Rp 1,6 triliun meski terdapat penurunan pada pendapatan administrasi kredit dari anak perusahaan yang dikonsolidasikan dalam pembiayaan kendaraan roda dua dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas aset.
Bila tidak termasuk pembiayaan kendaraan roda dua, fee based income bank meningkat sebesar 9,0 persen. Namun penurunan pada fee based income ini diimbangi oleh pertumbuhan yang kuat pada porsi pendapatan bunga.
BII juga dapat mengendalikan kenaikan 'overhead cost' sebesar 16 persen meskipun bank secara agresif melakukan ekspansi jaringan serta berinvestasi pada infrastruktur teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia (SDM).
'Overhead cost' tercatat sebesar Rp 3,6 triliun pada September 2012 dibandingkan Rp 3,1 triliun pada September 2011. Selama periode sembilan bulan pertama 2012, BII telah membuka 38 kantor cabang dan 85 ATM baru.