EKBIS.CO, JAKARTA -- Kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk kali kedua, tidak hanya disambut gembira para pendukungnya. Namun juga lahir keyakinan baru akan segera pulihnya perekonomian dunia.
Pendapat tersebut disampaikan Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Ahmad Erany Yustika dalam perbincangannya di Jakarta, Jumat (9/11). "Ada optimisme meskipun kecil dan kami yakin akan sangat berat melaluinya," katanya.
Pada 2012 hingga 2015 mendatang, menurut dia, merupakan masa pemulihan bagi negeri Paman Sam untuk bisa bangkit dari krisis yang melanda sejak 2008. Direktur Eksekutif di Institute for Development Economics and Finance (Indef) ini bahkan berani memprediksi kemungkinan pada 2015 perekonomian AS baru bisa pulih seperti sebelum 2010.
Krisis yang melanda AS, lanjut dia, merupakan masalah ekonomi berat yang membutuhkan waktu lama untuk dapat pulih. "Seperti halnya krisis 1998 yang melanda Indonesia, kita butuh waktu sekitar empat hingga lima tahun untuk bisa pulih, hingga pada akhirnya Indonesia bisa benar-benar pulih pada tahun 2003," bebernya.
Kemenangan Obama banyak disorot karena dianggap berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi di tengah krisis global yang melanda dunia.
Selain itu, tiga janji utamanya untuk menyelesaikan defisit anggaran, peraturan pajak, dan reformasi peraturan imigrasi juga menjadi sorotan terhadap pemulihan di negara ekonomi terbesar dunia itu.
Sejak 2010, pemerintahan Obama berhasil mereduksi defisit anggaran dalam satu tahun fiskal. Pada 2013 kelak, defisit anggaran pemerintah AS akan menyentuh angka 901 miliar dolar AS. Angka ini menyusut ketimbang anggaran hingga akhir 2012 yang mencapai 1.089 miliar dolar AS.
Barack Obama kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat untuk periode 2012-2016. Obama berhasil meraih sebanyak 284 suara elektoral (electoral vote) dari pesaing Mitt Romney yang hanya mendapat sebanyak 203 suara.