EKBIS.CO, LONDON -- Tingkat pengangguran di zona Euro menginjak titik tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan data yang dilansir BBC, Senin (3/12), tingkat pengangguran pada Oktober 2012 mencapai 11,7 persen dari total angkatan kerja di zona Euro.
Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 11,6 persen dan 10,4 persen setahun sebelumnya. Terbaru, sebanyak 173 ribu orang harus kehilangan pekerjaannya sehingga total pengangguran mencapai 18,7 juta orang.
Uniknya, kawasan Eropa bagian utara dan selatan memiliki karakteristik yang berbeda terkait masalah ini. Di Jerman dan Austria yang mewakili kawasan Eropa bagian utara, tingkat pengangguran masing-masing tercatat 5,4 persen dan 4,3 persen.
Sedangkan di Spanyol dan Italia yang mewakili kawasan Eropa bagian selatan, tingkat pengangguran masing-masing mencapai 26,2 persen (meningkat 0,4 persen dari bulan sebelumnya) dan 11,1 persen (meningkat 0,3 persen dari bulan sebelumnya).
Ekonom dari Royal Bank of Scotland, Alberto Gallo mengatakan ada permasalahan krusial terkait masalah ini. Gallo menyebutnya dengan 'two-speed Europe', yang berarti perbedaan tingkat pengangguran.
Meski demikian, Gallo menyebut secara keseluruhan, masalah pengangguran terbesar didorong Spanyol dan Italia. "Ini layaknya pasar finansial. Spanyol dan Italia merupakan area di mana bank membutuhkan bantuan. Selain itu, suku bunga pinjamannya juga tertinggi," kata Gallo.
Data awal bulan ini menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi zona Euro telah kembali kepada resesi dangkal pada kuartal ketiga. Angka pertumbuhan menyusut sebesar 0,1 persen pada kuartal ketiga, menyusul kontraksi 0,2 persen pada kuartal sebelumnya.
Harus diakui, ekonomi Eropa kurang kompetitif di kawasan Eropa bagian selatan seperti Spanyol dan Italia. Terlebih, kedua negara tersebut telah berada dalam resesi lebih dari satu tahun.
Namun belakangan, ekonomi Jerman dan Prancis juga melemah. Pertumbuhan ekonomi pada kedua negara itu berada di titik mengecewakan yakni 0,2 persen. Data terbaru menunjukkan ekonomi di kawasan inti zona Euro tersebut akan terus berada dalam resesi selama musim gugur ini.