EKBIS.CO, JAKARTA -- BSM memproyeksikan pertumbuhan akhir tahun akan sama dengan kuartal ketiga, yaitu kurang lebih 21 persen untuk pembiayaan. Perusahaan tidak akan menargetkan pertumbuhan yang bombastis akhir tahun ini.
BSM juga tengah menanti kucuran modal dari perusahaan induk untuk menjaga rasio kecukupan modal (CAR) agar tetap sehat. "Mudah-mudahan sebelum tutup tahun bisa tambah Rp 300 miliar," ujar Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, akhir pekan lalu.
Dengan suntikan modal di akhir tahun, CAR BSM diperkirakan mencapai 14 persen. Namun apabila suntikan modal diundur hingga tahun depan, CAR perusahaan akan bertahan di angka 13,9 triliun. Namun ini pun sudah cukup sehat karena jauh dari batas minimal, kata Yuslam.
Penambahan modal ini diharapkan juga bisa menaikkan kelompok usaha bank umum (BUKU) BSM dari BUKU II ke BUKU III. Yuslam mengungkapkan saat ini modal inti perusahaan ada di angka Rp 3,9 triliun. Di akhir tahun dengan penambahan modal dari Bank Mandiri, perusahaan bisa mencapai modal Rp 4,5 triliun.
Per awal tahun depan BSM akan mendapatkan modal Tier I sehingga modal BSM akan mencapai Rp 5 triliun. Ini berarti perusahaan sudah akan masuk ke BUKU III dengan berbagai tambahan upaya lain. “Mudah-mudahan bisa masuk BUKU III di akhir 2013,” ujar Yuslam.
Yuslam melanjutkan perusahaan juga akan masuk ke jasa layanan devisa (trustee). Namun ini masih menunggu peralihan dari Bank Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh karena, dimungkinkan ada aturan sertifikasi sumber daya manusia atau aturan lain yang harus dipenuhi. Bila tidak ada aturan lain yang memberatkan, BSM akan segera masuk ke sana.