EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 6,3 persen pada 2013 dengan asumsi investasi dan konsumsi domestik masih bertahan kuat.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Ekonomi Bank Dunia Ndiame Diop di Jakarta, Selasa (18/12). Tahun depan, kata dia, investasi menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Hal ini bisa terlihat dari kontribusi sektor tersebut pada produk domestik bruto yang mencapai 40 persen pada kuartal ketiga tahun ini," kata Ndiame.
Jelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 mendatang, Ndiame mengingatkan bahwa kebijakan investasi dan dunia usaha yang diambil pemerintah Indonesia bakal menjadi sorotan.
"Pemerintah harus secara efektif mengomunikasikan reformasi-reformasi baru. Langkah-langkah penting yang dapat mendukung perkiraan investasi dan terus mendorong pertumbuhan yang kuat," imbaunya.
Kerangka kebijakan yang kuat adalah kunci juga termasuk cara memfasilitasi investor untuk dapat membuat perencanaan ke depan dan menjaga kepercayaan terhadap masa depan yang mendorong investasi.
Selain itu, kata Ndiame, pertumbuhan investasi di Indonesia akan mendapat tantangan dari proses tahunan untuk menetapkan upah minimum yang rumit dan penuh dengan perdebatan.
Upah minimum provinsi di Jakarta mengalami pertumbuhan yang relatif lebih tinggi (yaitu sebesar 44 persen menjadi Rp 2,2 juta) dari negara-negara lain sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi investasi yang masuk serta daya saing bisnis Indonesia.