EKBIS.CO, Pernah dengar Keripik Ibu Popon? Saat ini menjadi ikon dari keripik Majalengka yang diperoleh dari kegiatan produksinya di Kompleks Pesantren Darul Falah, Kelurahan Cijati, Majalengka.
Tempat produksinya sangat sederhana. Makanan yang dibuat Kelompok Produksi Keripik Ibu Popon berupa makanan olahan dari buah-buahan, seperti nangka, buah-buahan muli. Bahkan dari usahanya juga dihasilkan dodol jambu, mangga atau dodol buah-buahan . Keistimewaan dari makanan Kelompok Produksi Keripik Ibu Popon ini adalah cita rasa dan wangi buah-buahan tersebut tetap bertahan seperti cita rasa buah segar.
Kelompok Produksi Keripik Ibu Popon mampu menghabiskan bahan baku rata-rata 1 ton buah-buahan muli dan 25 butir nangka berukuran besar untuk setiap bulannya. Bahkan, untuk oncom bumbu, Kelompok Produksi Keripik Ibu Popon membutuhkan paling tidak 3.000 sasag oncom untuk diolah menjadi goreng oncom bercita rasa tinggi.
Proses pemasakan nangka dan buah-buahan lain mulai dari bahan baku basah menjadi keripik tersebut tidak melalui proses pengeringan memakai alat ataupun penjemuran terlebih dulu. Namun langsung menggorengnya hingga kering dengan minyak khusus agar dapat mempertahankan warna, bentuk. maupun wangi buah aslinya. Harga keripik berkisar antara Rp 25.000,00 hingga Rp 175.000,00 per kilogram.
Bagi Popon (45) dirinya kini sudah meraup keuntungan yang melimpah. Jenis makanan ringannya sendiri yaitu mulai dari dodol mangga, dodol pisang, kripik nangka, kripik pisang, lumpia oncom, emping jagung dan kripik nangka,dengan harga-harga yang bervariatif mungkin kita bisa temukan jajanan di toko ibu Popon di Jl. KH.Abdul Kodir No 221 Majalengka.
Popon menjelaskan tentang awal mulanya mendirikan usaha makanan ringan "Saya memulai usaha ini karena melihat di Majalengka sendiri tidak ada makanan khas Majalengka. Akhirnya saya mendirikan usaha dari tahun 2003 dengan modal awal hanya dua juta rupiah. Alhamdulilah usaha saya sudah berkembang pesat dan pendapatan perbulan bisa mencapai 120 juta rupiah,'' ujarnya.
Untuk pengerjaannya Popon memakai mesin agar pembuatannya praktis dan cepat. Adapun untuk hal-hal teknis, Popon masih menggunakan tenaga manusia, sampai sekarang pegawainya ada 30 orang. "Bahan-bahan yang dibutuhkan perharinya untuk dodol 50 kg dan 2 kwintal pisang, selain pengembangan usaha disini juga terdapat lebel makanan khas Majalengka yang bisa membawa nama kabupaten ke luar daerah" kata Popon.
Kini, bisnis camilan yang dikerjakan oleh Popon telah membawa nama Majalengka dan di sisi kreatifitas, kreasinya sudah diakui di berbagai daerah, bahkan sampai ke luar negeri.
Untuk memperkuat permodalan, Popon memutuskan mengakses kredit ke PT Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten sebesar Rp 250 juta. Tentu saja, plafon pinjaman itu tidak diberikan sekaligus. Pada 2006, pengusaha yang memiliki 16 pekerja tetap ini mendapatkan pinjaman senilai Rp 9 juta untuk mengembangkan usaha makanan olahan. Plafon pinjaman terus bertambah karena usaha yang dia kelola tumbuh cukup signifikan.