Ahad 06 Jan 2013 13:43 WIB

Aset Perbankan Syariah Meningkat 20,6 persen

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Perbankan syariah
Perbankan syariah

EKBIS.CO,  SAN FRANSISCO -- Negara-negara dengan perbankan dan keuangan Islam akan melanjutkan pertumbuhannya pada tahun ini. Meski tantangan perlambatan ekonomi global terus menghantui, namun prestasi pertumbuhan keuangan Islam tetap terlihat.  

Amannya investasi di kalangan investor turut menjaga industri Islam tetap bersinar. Berdasarkan laporan Ekonomi 2012/2013, bisnis perbankan syariah akan terus berkembang selama tujuh bulan pertama tahun ini, dengan aset meningkat 20,6 persen. Angka tersebut mewakili 24,2 persen dari total aset perbankan negara.

Pada 2011, ekspansi sebesar 24,1 persen, yang mencerminkan 23,7 persen dari total aset perbankan. Managing Director RHB Islamic Bank Bhd, Abdul Rani Lebai Jaafar mengatakan keuangan Islam di Malaysia siap melanjutkan manuver agresif ke tahap selanjutnya untuk memperluas pasar. 

Menurutnya, keuangan Islam mampu diterima dua komunitas, baik Muslim ataupun non Muslim. "2013 memang penuh tantangan menyangkut pendanaan terhadap pembiayaan," ujarnya seperti dikutip dari OfficialWire, Ahad (6/1). 

Sumber pendanaan, kata Jaafar, akan terus menjadi problem pada 2013 ini lantaran sumber daya yang terbatas. Ditambah lagi, jumlah bankir Islam yang terbatas dalam dunia industri.

Perwakilan Pusat Pendidikan Internasional di Islamic Finance Chair, Abbas Mirakhor menyebut  pemerintah perlu memiliki komitmen kuat dalam upaya menarik masyarakat pluralistik. "Ini harus dibingkai, dikomunikasikan dan dijelaskan dengan cara tepat agar masyarakat dapat memahami manfaatnya," ucapnya.

Dia mengatakan, dalam industri keuangan Islam, inovasi produk juga sangat penting. Sebagai contoh Malaysia yang kini bank syariahnya diakui di mata internasional. "Inovasi merupakan faktor kunci untuk mendorong perbankan syariah ke tingkat lebih tinggi," ujar Jaafar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement