Rabu 13 Feb 2013 17:48 WIB

Relokasi Industri Tingkatkan Harga Jual Tanah

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

EKBIS.CO, JAKARTA – Relokasi industri dianggap membawa dampak yang cukup postitif. Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan adanya relokasi industri membuat pemerataan lebih terasa. Artinya, kawasan industri tak lagi terpusat di Jabodetabek saja.

“Relokasi bisa meningkatkan harga tanah. Sebelumnya minat investor minim,” ujar Sanny, saat ditemui, Rabu (13/2).

Banyak pengusaha Jabodetabek yang berniat melakukan relokasi pabrik di daerah Jawa Tengah karena upah buruh yang sangat tinggi. Upah buruh di Jawa Tengah dianggap masih bisa dijangkau oleh kantong pengusaha.

Namun, Sanny menegaskan mekipun relokasi bisa memeratakan kawasan industri, dalam menjalankan usaha, pengusaha perlu mendapatkan jaminan mengenai kepastian hukum. Ia mengatakan segala ketidakpastian hukum yang menjadi latar belakang terjadinya relokasi industri harus bisa diselesaikan pemerintah. Ia tidak ingin di lokasi yang baru terjadi hal serupa yang menyebabkan industri trepaksa harus pindah berkali-kali mencari lokasi kondusif untuk berusaha.

“Penyebaran lokasi postitif, tapi kita sebetulnya ingin mengenai kepastian hukum, perizinan, perlindungan keamanan,” ujarnya.

Direktur Utama Kawasan Industri Gresik Sugeng Rahardjo mengatakan relokasi kawasan industri memang bisa menaikkan harga tanah hingga dua kali lipat. Ia mencontohkan di wilayah Gresik, pada tahun 2010 harga tanah masih Rp 850 ribu per meter persegi. Kini, harga tanah sudah mencapai Rp 1,75 juta per meter persegi.

Menurutnya, harga tanah yang kian mahal ini hal yang lumrah. Harga ini, kata dia juga sebanding dengan keuntungan yang akan diraup perusahaan jika membangun pabrik di kawasan industri. Pasalnya, harga tanah yang tinggi akan diimbangi dengan penjualan produk yang tinggi.

Ia mengatakan harga yang tinggi tidak menyurutkan minat investot untuk membangun pabrik di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki pasar yang cukup besar. Kalaupun investor membangun pabrik di luar negeri, untuk memasarkan di Indonesia nantinya akan membutuhkan biaya transportasi yang tinggi.

“Kalau mereka bangun disini, dekat dengan pasar. Itu nilainya sebanding,” ujar Sugeng.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement