EKBIS.CO, JAKARTA -- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong agar pembangunan proyek monorail tetap dilanjutkan. MTI juga tidak mempersoalkan siapa investor yang akan membangun monorail tersebut, dari dalam atau luar negeri (asing).
Sejauh ini, ada dua kubu yang berniat melanjutkan proyek transportasi massal ini, di antaranya PT Jakarta Monorail melalui mitranya yang masih belum final, yaitu Ortus Group dan Kalla Group. Kedua, konsorsium BUMN melalui proposal yang diajukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
"Siapapun investornya terserah. Yang penting, ada yang berkomitmen mulai dari pembangunan hingga pengoperasiannya," kata Sekretaris Jenderal MTI, Ellen Tangkudung, kepada ROL di Jakarta, Kamis (14/2).
Ia menilai pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus memperhatikan investor yang mengusulkan liability paling bagus. Berikutnya pemerintah juga perlu memperhatikan kesanggupan investor. Sebab, operasional monorail yang tak berjalan baik pastinya menganggu kapasitas fiskal pemerintah daerah.
Ellen menjelaskan apapun infrastruktur yang sudah dipasang di jalan, akan sulit dicabut kembali. "Lebih baik ini dilanjutkan dengan perencanaan sangat matang antara pemerintah dan swasta," ujarnya.
MTI menilai tak ada jenis moda transportasi yang bisa berdiri sendiri atau eksklusif di Jakarta. Sebab itu bergantung pada sejumlah kriteria. Di antaranya berapa banyak penumpang yang bisa diangkut, berapa banyak halte yang bisa dijalani, seberapa handal teknologi yang digunakan, berapa banyak biaya untuk investasi.
Kriterian berikutnya yang paling penting adalah keberadaan feeder untuk monorail dan rencana tarif yang akan diberlakukan. Sebelumnya PT Jakarta Monorail memproyeksikan tarif yang akan diberlakukan untuk monorail ini sekitar Rp 9.000 per orang. Tarif tersebut, menurut MTI, masih terlalu mahal dan memberatkan penumpang kelak.
Mengenai target jumlah penumpang monorail yang diproyeksikan 250 ribu penumpang per hari diawal dan mencapai 700 ribu orang per hari pada puncaknya, MTI pun sedikit meragukannya. Ellen membandingkan dengan jumlah penumpang Transjakarta yang terdiri atas 11 koridor sepanjang 190 ribu kilometer (km).
"Sebelas koridor Transjakarta itu tidak bisa mengangkut penumpang mencapai target 400 ribu penumpang per hari. Transjakarta hanya bisa mengangkut 300 ribu hingga 350 ribu orang per hari," katanya.
Secara teknis, target penumpang busway yang tidak mencapai target itu karena banyak hal. Khususnya jalurnya yang tak pernah steril dan tak bisa diandalkan, hingga permasalahan bahan bakar gas. Namun demikian, monorail akan tetap bisa direalisasikan secara bertahap jika memenuhi semua kriteria tersebut.