Selasa 19 Feb 2013 10:37 WIB

Ini Rencana Besar Pemerintah untuk Inalum

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Hasil produksi PT Inalum.
Foto: medantalk.com
Hasil produksi PT Inalum.

EKBIS.CO, JAKARTA – Pemerintah Indonesia sudah merencanakan roadmap pengembangan PT Inalum setelah berhasil diambil alih dari Jepang. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan setelah Inalum diambil alih, dalam jangka pendek akan dikembangkan hingga kapasitas produksinya menjadi 320-455 ribu ton per tahun.

Saat ini, Inalum memproduksi aluminium ingot atau aluminium primer dengan kapasitas produksi 250 ribu ton per tahun. “Setelah dikuasai, kemudian ada bisnis plan untuk memperluas kapasitas, butuh dana ratusan juta dolar AS,” ujar Hidayat.

Dalam jangka panjang, hingga 2030 diharapkan Inalum bisa memproduksi aluminium ingot hingga 1,415 juta ton per tahun. Sementara kebutuhan aluminium ingot pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 1.928.127 ton. Menurut Hidayat, akan ada empat tahap pembangunan smelter dan pembangkit listrik mulai 2015 hingga 2028  untuk mencapai target peningkatan kapasitas produksi.

Pembangunan pembangkit listrik beserta smelter baru Inalum direncanakan dimulai pada 2015. Pembangunan smelter dan pembangkit tahap satu diharapkan kelar pada 2017. Dengan berdirinya smleter dan pembangkit listrik tahap pertama ini diharapkan Inalum mulai bisa menambah kapasitas produksi menjadi 455 ribu ton per tahun pada 2017.

Kemudian di tahun 2018, ditargetkan mulai dibangun smelter dan pembangkit listrik tahap kedua. Pembangunan diharapkan selesai pada 2020, sehingga produksi aluminium ingot bisa mencapai 935 ribu ton per tahun.

Tahapan ketiga pembangunan smelter dan pembangkit listrik direncanakan akan dimulai pada 2023. Pembangunan ditarget selesai pada 2025 sehingga kapasitas produksi meningkat hingga 1,175 juta ton per tahun.

Terakhir, pembangunan tahap keempat smelter dan pembangkit listrik dimulai pada 2028. Pembangunan ditargetkan kelar pada 2030 sehingga kapasitas produksi aluminium ingot mencapai 1,415 juta ton per tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement