EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dana subsidi BBM dapat dialokasikan ke anggaran lain yang bersifat membantu pertumbuhan ekonomi.
"Subsidi bisa dialihkan ke infrastruktur atau ke pendidikan," ujar Wakil Ketua Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Menara Kadin, Rabu (6/3).
Kadin menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dan di atas rata-rata. Beberapa yang mendorong adalah tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Hal ini juga ikut menggairahkan dunia usaha Indonesia.
Namun subsidi BBM menjadi poin pemberat ekonomi, selain pelemahan rupiah. Kadin mencermati tidak ada perbaikan yang signifikan dari pemerintah atas hal tersebut. "Penerimaan negara terus berkembang tapi alokasi pengeluaran tidak efektif," kata Anindya.
Pengeluaran subsidi energi seharusnya dapat dikurangi dan dialihkan untuk kebutuhan infrastruktur. Pasalnya kebutuhan infrastruktur sendiri cukup tinggi dan dunia usaha belum memperoleh layanan maksimal dari sektor ini.
Wakil Ketua Kadin Bidang IT Didi Suwondo menyebutkan percepatan kenaikan harga BBM dapat didorong dengan pembangunan energi terbarukan seperti energi surya dan hidro. Saat ini investor tengah menunggu tarif insentif pemerintah terkait pembangunan energi terbarukan dari gas dan surya sebesar 500 MW. "Persepatan penetapan tarif akan lebih baik agar investor bisa segera membangun industri ini," ujar Didi.
Ia juga menyoroti konversi minyak ke gas untuk kendaraan bermotor. Hal ini seharusnya sudah disiapkan termasuk sarananya di seluruh daerah.