EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia mengharapkan kinerja ekspor membaik pada semester kedua 2013 sehingga nilai tukar rupiah bisa menguat. "Kami berharap ekspor akan kembali mulai meningkat terutama semester kedua," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Gedung BI, Jakarta, Jumat (8/3).
Halim mengatakan, saat ini sejumlah indikator ekonomi di berbagai negara mitra dagang Indonesia sudah mulai membaik. "Beberapa indikator di lapangan di negara China sebagai mitra dagang utama kita sudah mulai membaik, begitu juga indikator ekonomi di Singapura serta indikator leading di beberapa negara mitra dagang juga sudah relatif membaik," ujarnya.
Menurut Halim, kondisi tersebut menunjukkan investor cukup yakin dengan kondisi ekonomi Indonesia. "Ini tercermin di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," katanya.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/3) pagi tadi dibuka kembali menguat sebesar 5,72 poin seiring dengan bursa regional Halim juga menambahkan, untuk kurs, dari Januari sampai dengan kemarin (year to date) masih cenderung menguat.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat sebesar lima poin menjadi Rp 9.685 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.690 per dolar AS.
BI sendiri masih terus berupaya menjaga kestabilan nilai rupiah dalam kaitannya dengan nilai tukar dan juga menjaga inflasi serendah mungkin.
"Kami tentu saja melihat imbangannya seperti apa. Dalam konteks inflasi, saya kira memang ada sedikit kenaikan bulan lalu, tapi saya kira pemerintah bersama BI akan melakukan langkah-langkah ke depannya dan akan kembali masuk dalam target BI yang relatif akan tolerable untuk ekonomi kita," ujar Halim.