EKBIS.CO, JAKARTA – Pertamina EP mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk operasional central processing plant (CPP) Blok Gundih di Blora, Jawa Tengah. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu mencatat, menyerap 131 tenaga kerja lokal untuk mengembangkan blok kaya minyak tersebut.
"Tenaga kerja lokal tersebut rencananya akan disalurkan menjadi operator electric, mechanical, instrument, processing dan staf lokal," kata General Manajer Proyek Pengembangan Gas Jawa Dody Sasongko, Rabu (13/3).
Tenaga kerja yang direkrut tersebut berasal dari kalangan pemilik lahan (16 persen), non pemilik lahan (37 persen) serta kalangan umum dari masyarakat Cepu, Blora, dan sekitarnya (47persen).
Ia mengatakan pengoperasian CPP merupakan wujud komitmen Pertamina EP secara proaktif memberikan dampak positif atas keberadaan operasi perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya. “Keberadaan CPP telah memberikan kontribusi positif terhadap kesempatan kerja bagi masyarakat di Kabupaten Blora,” katanya.
Lebih lanjut Dody mengungkapkan bahwa para calon tenaga operator ini diharapkan dapat mengikuti program pelatihan dengan sebaik-baiknya dan mengedepankan aspek keselamatan dan lingkungan. “Industri migas adalah industri yang berisiko tinggi, untuk itu kami harap pelatihan ini diikuti dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
CPP Area Gundih yang dibangun tersebut memiliki kapasitas penjualan gas alam sebesar 50 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Direncanakan, produksi gas itu, dialirkan melalui pipa PT Sumber Petrindo Perkasa melalui kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) No 885/EP0000/2006-S0, tertanggal 21 Desember 2006.
Selanjutnya gas tersebut dimanfaatkan oleh PLN sebagai bahan bakar pembangkit listrik (PLTG), yang berada di wilayah Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, dengan masa kontrak selama 12 tahun. "Pembangkit listrik tersebut merupakan salah satu proyek negara untuk pembangkit listrik Jawa - Bali", jelasnya.
Pemenuhan kebutuhan gas untuk operasi PLTGU Tambak Lorok akan menggantikan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 500 juta liter per tahun atau setara dengan Rp 2,9 triliun per tahun. Pertamina EP secara bertahap dalam proses pembangunan tersebut, akan melibatkan tenaga kerja lokal sampai dengan 60 persen dari total jumlah pekerja serta memprioritaskan kerja sama dengan potensi usaha lokal.