EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menginstruksikan dua menteri melakukan pertemuan bilateral untuk mengatasi persoalan harga bawang putih yang meroket belakangan.
Kedua menteri tersebut yakni Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Keduanya, tutur Hatta, perlu membahas soal tata niaga bawang putih.
“Saya minta Mentan dan Mendag untuk melakukan pertemuan bilateral sesegera mungkin untuk memperbaiki Permentan dan Permendag terutama hal-hal yang berkaitan dengan bawang putih,” katanya saat ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/3).
Ia mengatakan, keduanya perlu pula membahas tata niaga mengenai bawang putih agar suplay ke masyarakat tetap cukup. Bisa saja, lanjutnya, kebijakan pembatasan bawang putih kurang begitu tepat.
Menurut Hatta, petani tanah air baru bisa mensuplay kebutuhan bawang putih hanya sebesar 5 persen. “Sangat tidak wajar kalau bawang putih mendorong inflasi sampai 0,17 sampai 0,21 dari total inflasi sebesar 0,75 persen. Karena itu, kita harus atasi. Hari ini bilateral Mentan dan Mendag,” katanya.
Ditegaskan Hatta, yang terpenting adalah persediaan masyarakat cukup dan terpenuhi. Impor pun bisa dilakukan jika memang suplay tidak cukup. Baginya, tidak salah jika pemerintah melakukan hal tersebut, tetapi tidak salah pula jika dilakukan pengendalian impor.
“Dengan catatan, sepanjang tidak terjadi distorsi pada pasar. Jika terjadi distorsi itu bisa mengungkit harga. Jika harga meningkat maka inflasi. Jadi, kalau seperti itu, harus kita cermati,” katanya.
Ia pun mengatakan, niat untuk swasembada dan memberdayakan petani harus ditangguhkan. Sebab, penawaran dan permintaan untuk bahan pangan harus tetap dijaga.
“Tugas kita juga untuk menjaga inflasi jangan sampai daya beli masyarakat tergerus karena inflasi yang tinggi,” katanya. Untuk diketahui, harga bawang putih belakangan ini sudah meroket. Harga dipasaran bahkan bisa mencapai Rp100 ribu per kilo.