EKBIS.CO, JAKARTA -- Produksi cabai kian mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kondisi ini sebetulnya bisa diatasi dengan memperbanyak penanaman di lahan kering. Pada kondisi normal sekalipun, petani hanya mengalokasikan 20 persen areal sawah untuk ditanami cabai.
"Jangan heran kalau tiap musim penghujan produksi cabai menurun," ujar peneliti hortikultura dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Suwandi, Ahad (24/3).
Bertanam cabai membutuhkan keahlian khusus dari petani. Jumlah petani yang biasa bertanam sayuran pun sedikit dibandingkan yang bertanam padi atau jagung. Selain itu, faktor cuaca sangat menentukan produktifitas tanaman. Saat musim penghujan, tanaman banyak yang busuk akibat serangan hama penyakit. Banyak petani yang beralih menanam padi yang dianggap lebih menguntungkan.
Lahan persawahan pun tidak bisa ditanami cabai dalam waktu yang panjang. Tanah membutuhkan rotasi tanaman agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Suwandi menyarankan agar petani juga melirik sawah tadah hujan dibandingkan sawah irigasi. Sawah tadah hujan ialah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan. Dengan begitu produksi tetap terjaga meski memasuki musim penghujan sekalipun."Lahan seperti ini seperti di Alas Tegal atau Indonesia Timur," ujar Suwandi kepada ROL.
Petani juga disarankan memilih cabai kualitas terbaik agar tidak selalu rugi, misalnya cabai merah varietas kencana. Potensi hasil dari cabai merah kencana sekitar 18,4 ton per hektare. Varietas ini pun mampu berdaptasi dengan baik di dataran medium dengan ketinggi 510-550 meter di atas permukaan laut (m dpl) pada musim kemarau basah.