Selasa 02 Apr 2013 14:43 WIB

Sudah Hemat BBM, Neraca Migas Masih Tertekan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Bayu Krisnamurthi
Foto: Republika/Ade Ismail
Bayu Krisnamurthi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Defisit migas makin mengkhawatirkan. Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan harus ada kebijakan yang komprehensif mengatasi defisit neraca perdagangan di sektor migas.

Hingga Februari, Indonesia mengalami defisit perdagangan migas mencapai 2,4 miliar dolar. Defisit ini terutama disebabkan karena defisit hasil minyak atau BBM sebesar 4,36 miliar dolar.

"Dari sisi non migas, kinerja ekspor kita tidak terlalu buruk, tapi lagi-lagi kita mendapatkan tekanan berat karena impor migas," ujar Bayu, saat jumpa pers, Selasa (2/4).

Saat ditanya mengenai opsi kenaikan BBM untuk mencegah defisit migas yang berkepanjangan, Bayu menyerahkan sepenuhnya kepada kementrian ESDM. Namun, menurut dia sejauh ini meskipun sudah ada upaya penghematan BBM, neraca migas Indonesia masih tertekan.

"Kita hanya sampaikan fakta-fakta mengenai neraca perdagangan kita, kebijakan sepenuhnya kepada kementrian ESDM. Anjuran penghematan BBM memang sudah lama ada, tapi kita harus lebih berhemat," ujarnya.

Menurut dia, defisit migas masih bisa ditutup dari ekspor gas. Ekspor gas Indonesia saat ini memang masih surplus. Namun, di sisi lain, ia mengakui pengusaha Indonesia menginginkan gas lebih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dibandingkan dieskpor.

"Dari Kementerian Perdagangan, kondisi ini harus dicermati bersama. Sudah diungkapkan dari KEN (Komite Ekonomi Nasional) untuk lakukan pembatasan, apakah itu cukup atau harus ada indtrumen lain," ujarnya.

Neraca perdagangan di Februari mengalami defisit sebesar 327,4 juta Dolar. Dari sisi non migas, di Februari Indonesia surplus 777,9 miliar dolar. Sementara, neraca perdagangan migas defisit 1,1 miliar dolar. Alhasil, dua bulan pertama Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan hingga 402,1 juta dolar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement