EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Karantina pertanian sebagai benteng terdepan pertanian Indonesia harus terus diperkuat sarana dan prasarananya. Kemampuan dalam mendeteksi penyakit hewan dan tumbuhan pun harus ditingkatkan terus menerus.
Menteri Pertanian Suswono mengemukakan hal itu ketika meresmikan penggunaan Gedung Balai Karantina Kelas II Yogyakarta, Jumat (5/4) di DI Yogyakarta.
Mentan mengungkapkan, penguatann karantina menjadi bagian penting dalam menghadapi tantangan perdagangan global yang semakin meningkat, serta tingginya tekanan untuk menerima produk pertanian dari luar.
“Dalam era perdagangan bebas, upaya penerapan tarif tidak dapat lagi menjadi alat untuk menahan serbuan produk impor,” ujar Mentan.
Aspek teknis berbasis data ilmiah dan pengetahuan di bidang Sanitary dan Phytosaitary (SPS) atau kebersihan dan kesehatan pangan, lanjut Mentan, dapat membantu menghadapi tekanan tersebut. Dalam hal pengeluaran dan pemasukan produk pertanian, persyaratan SPS dijadikan alat untuk menghambat arus masuk suatu komoditas pertanian dalam persaingan antarnegara mitra dagang.
“Kita tentu tidak ingin masalah sulitnya produk pertanian kita menembus pasar dunia diperparah dengan menurunya produksi di tingkat petani akibat ketidakmampuan kita mendeteksi penyakit tanaman,” ujarnya.
Karena itu keberadaan karantina pertanian dan instalasinya harus didukung sekaligus perlu dilakukan inovasi-inovasi untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan. “Jika bisa dipermudah, jangan dipersulit,” kata Mentan.
"In line inspection yang telah dilakukan harus terus ditingkatkan pelaksanaannya, agar mempermudah dan memperpendek bisnis proses pengiriman produk pertanian kita,” imbuh Mentan.
Sesuai dengan visi dan misi pembangunan pertanian 2010-2014, Kementan akan terus konsisten mendorong akselerasi ekspor produk pertanian melalui peningkatan daya saing dan nilai tambah agar petani dapat menikmatinya.
Dan untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian pada pertumbuhan ekonomi nasional, yang diharapkan mencapai 4 persen per tahun, Kementan fokus pada pengembangan komoditas ekspor dan subtitusi impor.