Rabu 24 Apr 2013 11:07 WIB

Sinergi Positif Keuangan Syariah dan Industri Halal

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
makanan halal
Foto: republika.co.id
makanan halal

EKBIS.CO, LONDON -- Suatu kesalahan jika mengasumsikan industri keuangan syariah tidaklah dinamis. Terbukti, berdasarkan laporan keuangan syariah global (GIFR) 2013, keuangan syariah bergerak di luar intermediasi keuangan dan mampu menghubungkan dirinya dengan industri halal sebesar triliunan dolar AS.

Saat ini kedua sektor tersebut berhubungan kuat sehingga mampu menyandingkan pertumbuhan keuangan dan industri syariah. Perusahaan Konsultan berbasis di London, Edbiz Consulting menyoroti sektor industri halal global dengan potensi 1,8 miliar penduduk Muslim. "Hubungan keuangan syariah dan industri halal terus berkembang," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari Zawya, Rabu (24/4).

Di negara-negara Muslim, komposisi industri halal sangat bervariasi, mulai dari makanan, farmasi, kosmetik hingga pariwisata. Di dunia barat, industri halal membuat terobosan mengesankan dengan mengubah hukum internasional untuk memperhitungkan kebutuhan muslim. Minat terhadap barang halal pun sungguh positif. Simbiosis antara keuangan syariah dan industri halal bisa memiliki efek menguntungkan jangka panjang.

Krisis keuangan global dipandang menjadi kesempatan bagi industri keuangan syariah untuk menawarkan prinsip-prinsip dan produk unik. Namun, sebagian pihak percaya bahwa keuangan syariah tidak sepenuhnya memanfaarkan kesempatan tersebut guna mendorong dan memberikan kontribusi praktis. Untuk itulah masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong inovasi produk di industri keuangan syariah.

Pasar keuangan syariah saat ini 1,6 triliun dolar AS dan tumbuh rata-rata 20,4 persen pertahun selama lima tahun terakhir. Iran menempati peringkat 1 dalam Indeks Keuangan Syariah Negara. Industri keuangan syariah tetap memilih sukuk sebagai produk unggulan meskipun asuransi syariah juga berkembang.

Ketua Edbiz Consulting, Humayon Dar, mengatakan akan terus menyampaikan laporan komprehensif mengenai perbankan dan keuangan syariah. "Kami bangga memiliki sejumlah asosiasi pelaku industri syariah. Di bawah bimbingan para ahli industri, kami akan terus melayani industri jasa keuangan syariah global," ujarnya.

GIFR adalah publikasi unggulan yang pertama dirilis pada 2010. Laporan tersebut dari artikel yang ditulis praktisi terkemuka, pemikir dan pembuat kebijakan di lapangan. GIFR tidak hanya menganalisis keadaan industri syariah saat ini tetapi memberikan jalan diskusi tentang bagaimana industri dapat terhubung ke ekonomi riil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement