EKBIS.CO, AMMAN -- Perbankan syariah menjadi sektor yang semakin berkembang di Yordania. Ada tren berkembang di Yordania dimana sebagian besar nasabah mengalihkan bisnis mereka ke bank syariah.
Perbankan syariah dinilai dapat memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Tren tersebut jelas membuat pangsa pasar perbankan syariah meningkat. Hal itu terutama karena kompetitifnya sejumlah produk bank syariah.
CEO Bank Islam Yordania Dubai, Sami Al Afghani mengatakan untuk sementara waktu, pihaknya fokus pada pasar lokal. Bank ingin memastikan posisinya sebagai penyedia produk perbankan syariah terkemuka di Yordania. "Ada ruang untuk perbankan syariah tumbuh di Yordania, kesempatan itu agak besar karena komunitas Muslim semakin meningkat," ujarnya seperti dikutip dari Zawya, Selasa (21/5).
Masyarakat Yordania tertarik dengan produk keuangan syariah terutama karena pedoman dan strukturnya jelas. Perbankan syariah bukan hanya terbatas pada layanan semata, tetapi juga harus disesuaikan dengan prinsip syariah.
Al Afghani mengatakan masuknya pemain baru ke pasar perbankan syariah tidak dianggap sebagai pesaing. Justru hal tersebut bermanfaat bagi semua. "Karena akan membantu pembentukan peraturan yang lebih untuk sektor ini," katanya. Banyaknya pelaku industri perbankan syariah juga akan mendorong sosialisasi dan edukasi produk perbankan syariah sehingga makin akrab di telinga masyarakat.
Pasar sukuk di Yordania juga. berkembang pesat baik secara regional maupun global. Tingkat pertumbuhan ini mencerminkan perkembangan ekonomi di kawasan Timur Tengah dan hasrat keuangan di Kawasan Teluk.
Pada Oktober 2012, Yordania telah menyetujui peraturan sukuk. Saat ini ada sebuah komite yang terdiri dari Bank Sentral Yordania, Komisi Sekuritas Yordania dan Kementerian Keuangan untuk menempatkan instruksi dan mekanisme rinci penerbitan sukuk. "Kami berharap ini akan selesai dalam semester kedua tahun ini," ucapnya. Penerbitan sukuk akan membantu bank-bank syariah Yordania menginvestasi kelebihan likuiditas mereka.
Al Afghani menyebut pengetatan kebijakan pemberian pembiayaan perbankan adalah reaksi normal terhadap berbagai tantangan keuangan dan dampak negatif terhadap perekonomian dunia. "Bank harus lebih berhati-hati menganalisis setiap aspek yang menjadi struktur inti dari bisnis perbankan," katanya.
Bank Islam Yordania Dubai mulai beroperasi pada 2010. Pada akhir 2012, total aset bank melebihi 670 juta dolar AS. Ekuitas pemegang saham melebihi 179 juta dolar AS.
Menurutnya, kinerja 2012 jauh lebih baik dari ekspektasi semula. Pasalnya bank telah mengadopsi rencana fleksibel dengan mempertimbangkan perkembangan regional pertimbangan dan dampaknya terhadap perekonomian Yordania. Meski ada kesulitan yang dihadapi pada 2012, namun bank berhasil melaluinya dengan membangun portofolio pembiayaan berkualitas tinggi yang mampu menghasilkan laba operasi.