EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berkomitmen mendistribusikan uang rupiah hingga ke daerah terpencil dan perbatasan. Karenanya BI menitipkan pekerjaan pada bank-bank di seluruh Indonesia agar memberikan perhatian khusus pada daerah perbatasan dan terpencil.
Kebutuhan ini, menurut Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, sangat mendesak. "Jangan sampai mata uang negara lain menguasai transaksi daripada mata uang negara sendiri," ujarnya saat ditemui di Komplek BI, Jakarta, Rabu (5/6).
Hingga Mei 2013, BI telah mengedarkan uang rupiah senilai Rp 403 triliun. Tiap tahun peredaran uang rupiah meningkat 15 hingga 16 persen. "Kalau mampu menjangkau seluru daerah perbatasan dan terpencil, maka meningkat lagi," ucapnya.
Untuk mendistribusikan uang rupiah ke daerah terpencil dan perbatasan BI pun telah bekerja sama dengan Tentara NasionaI Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). TNI AL sudah mengedarkan rupiah ke Papua. Daerah sebelumnya dijajaki yakni wilayah Ambon ke arah selatan, Manado ke Miangas dan Batam ke Natuna.
"Jumlah rata-rata uang sekitar Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar sekali bawa," kata Ronald.
Sementara daerah yang belum terjangkau adalah di garis perbatasan Kalimantan Utara, kepulauan di atas Manado, kemudian arah Timur dan selatan Maluku hingga ke Nusa Tenggara dan pulau-pulau terluar. Ke depannya, BI berencana bekerjasama dengan TNI Angkatan Darat dalam mendistribusikan rupiah. Pasalnya garis perbatasan tidak hanya laut, tetapi juga daratan seperti yang terjadi antara Papua dan Papua Nugini.
"Kita tidak ingin kejadian serupa terhadap Pulau Sipadan dan Lagitan terulang kembali. Kedua pulau tersebut lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lantaran masyarakatnya lebih menggunakan mata uang negara tetangga dalam bertransaksi," papar Ronald.