EKBIS.CO, JAKARTA -- Kelangkaan gas elpiji kemasan tabung 3 kilogram (kg) maupun 12 kg yang berujung pada lonjakan harganya di sejumlah daerah disebabkan oleh rencana kenaikan harga elpiji 12 kg yang terus tertunda.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menjelaskan wacana kenaikan elpiji12 kg mendorong pedagang untuk menimbun. "Dengan menimbun, dia akan mendapatkan profit. Ini teori pasar yang sederhana," kata Enny di Jakarta, Senin (10/6).
Enny menjelaskan kebijakan ekonomi apapun termasuk kenaikan harga elpiji 12 kg apabila terlalu banyak diwacanakan menyuburkan perilaku memburu rente (rent seeker). Peristiwa yang sama, ujarnya, juga tercermin dari lonjakan harga bawang, beras maupun komoditas-komoditas lainnya. "Kebijakan publik itu harus disosialisasikan tapi dengan batas yang jelas," ucapnya.
Ke depan, Enny menyebut manajemen komunikasi lintas sektoral di pemerintahan harus diperbaiki. Jadi, untuk harga-harga komoditas yang ditentukan oleh pemerintah (administered price), perlu digodok secara matang. Sehingga saat sosialisasi telah dalam kerangka akan dieksekusi. "Bukan wacana yang masih kasar, wacana yang masih wacana," ujar Enny.