Rabu 12 Jun 2013 15:05 WIB

RI-Myanmar Sepakat Tingkatkan Nilai Perdagangan 2016

Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

EKBIS.CO, NUSA DUA -- Pemerintah Republik Indonesia(RI)  dan Republik Uni Myanmar sepakat untuk terus meningkatkan pencapaian target nilai perdagangan yang ditargetkan mencapai 1 miliar dolar AS pada tahun 2016.

"Berbicara kerja sama ekonomi, khususnya perdagangan, kami menargetkan nilai perdagangan mencapai 1 miliar dolar AS pada tahun 2016," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Republik Uni Myanmar, Wunna Maung Lwin di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (12/6).

Dalam pertemuan ketiga komisi bersama RI-Myanmar itu, Marty mengungkapkan bahwa, selain meningkatkan nilai perdagangan, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan nilai investasi dan peluang ekonomi lainnya. Optimisme Indonesia terhadap peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara bekas Junta Militer itu karena Myanmar, menurut Marty, telah mengalami transformasi yang positif dan mendorong adanya peluang ekonomi lebih besar antara dua negara.

"Myanmar mengalami transformasi yang fundamental dan positif dalam menciptakan perubahan menyeluruh di kawasan Asia Tenggara," ucap Marty.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Myanmar pada tahun 2012 telah mencapai 465 juta dolar AS, meningkat 7,98 persen dari tahun 2011 sebesar 430,7 juta dolar AS. Sedangkan nilai investasi Indonesia hingga tahun 2012 secara akumulatif mencapai 241,5 juta dolar AS dan diprediksi akan meningkat seiring dengan membaiknya reformasi di negara yang dipimpin Presiden Thein Sein itu.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Myanmar, Wunna Maung Lwin menyatakan bahwa, selain membahas kerja sama peningkatan nilai perdagangan, kedua negara juga membahas adanya peningkatan kerja sama bilateral, regional, dan internasional. "Kami juga ingin meningkatkan kerja sama di beberapa sektor seperti pertanian, teknologi, mencegah dan mengaatsi kejahatan lintas negara, pembangunan kapasitas manusia, dan investasi yang memberikan keuntungan bagi dua negara," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Wunna juga menyampaikan perkembangan terakhir yang terjadi di Myanmar yang dinilainya telah mengalami transformasi yang positif dalam pembangunan dalam proses rekonsiliasi nasional. "Perkembangan terakhir di Myanmar terkait reformasi dan proses rekonsiliasi nasional yang baik dan mencegah adanya konflik komunal dan untuk mencapai solusi damai," ungkapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement