EKBIS.CO, JAKARTA -- Perbankan masih melakukan wait and see dalam menaikkan suku bunga kreditnya menyusul kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). Beberapa diantaranya adalah Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan untuk sementara BCA akan melakukan wait and see. BCA sebelumnya telah menekan laju pinjaman dengan menaikkan bunga deposito sebesar 1,25 persen, dari 3,25 persen menjadi 5 persen per 1 Mei 2013.
"Kalau laju pinjaman tetap kencang padahal kita mau agak menekan laju pinjaman, maka terpaksa pinjaman bunganya akan dinaikkan tetapi tidak sekarang," ujar Jahja, Ahad (16/6). Jahja mengatakan BCA akan melihat suasana setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Bank Mandiri juga belum akan menaikkan suku bunga kreditnya. Direktur Treasury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, Royke Tumilaar, mengatakan Bank Mandiri tengah melihat dampak kenaikan BI Rate. Menurutnya, Mandiri akan melihat kondisi biaya dana atau cost of fund. "Lalu kita akan evaluasi kenaikan suku bunga," ujar dia.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, mengatakan dampak jangka pendek kenaikkan BI Rate ke perbankan akan meningkatkan biaya dana sehingga bank akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. "Tetapi, dalam jangka menengah dengan perekonomian yang lebih baik, maka perbankan pun bisa tumbuh lebih sehat ke depannya," ujar Destry.
BI akan memantau perbankan yang menaikkan suku bunganya. "Nanti kita lihat reaksi bank-bank. Kita pantau," ujar Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Perbankan, Halim Alamsyah.
Mengenai likuiditas, perbankan Indonesia masih memiliki kecukupan dana. Namun, beberapa bank mengalami kesempatan ekspansi kredit lebih cepat dibanding pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Bank dapat melakukan reaksi dengan menaikkan suku bunga kreditnya. "Untuk market share-nya, bisa menaikkan suku bunga deposito," ujar Halim. Beberapa bank kemungkinan tidak akan melakukan kedua hal tersebut. Mereka akan mengurangi margin untuk mempertahankan pangsa pasarnya.