EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Sejak adanya kebijakan soal kenaikan harga BBM sampai saat ini belum ada bantuan terhadap UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Padahal UMKM menyerap sekitar 98 persen tenaga kerja dan sekitar 99 persen usaha di DIY masuk dalam sektor UMKM.
Hal itu dikemukakan Ketua Komunitas UMKM DIY Prasetyo Atmosutidjo kepada Republika, Rabu (26/6). Pengaruh kenaikan BBM tentu akan berdampak langsung kepada UMKM yang kehidupannya tergantung pada sepeda maupun mobil yang kondisinya tidak bagus seperti sektor makanan yang dikirim menggunakan kendaraan tersebut.
Belum lagi biaya produksi yang juga tentu akan naik, karena bahan bakunya juga naik harganya. Transportasi itu di hulu, sedangkan UMKM itu di hilir sehingga terkena dampak kenaikan harga yang berlipat-lipat. Belum lagi untuk pemenuhan hidup sehari-hari.
"Namun sampai sekarang saya belum mendengar akan ada bantuan untuk UMKM baik dari Kementerian Perdagangan maupun Kementerian UMKM," tutur dia.
Prasetyo mengkhawatirkan kenaikan harga BBM adalah dilakukannya efisiensi terhadap tenaga kerja. Jika pilihan ini diambil para pelaku UMKM, berarti akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Padahal UMKM itu paling banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan perusahaan besar.
"Perusahaan salep yang omsetnya per bulan bisa mencapai miliaran rupiah omsetnya bisa satu miliar, tetapi kalau UMKM dengan omset Rp 200 juta per bulannya, tenaga kerjanya ada yang sampai 100 orang," ungkap dia.
Mengingat, sifat tenaga kerja dari UMKM itu padat karya, dampak yang akan dirasakan pelaku UMKM akibat kenaikan harga BBM kemungkinan baru 3-4 bulan ke depan dan empat bulan ke depan pas BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) juga selesai programnya.
Oleh sebab itu dia berharap adanya bantuan dari pemerintah terhadap UMKM misalnya bantuan permodalan atau minimal kemudahan persyaratan untuk mendapatkan modal dari bank pemerintah maupun swasta.
Selama ini justru pelaku industri besar yang sering mendapat perlindungan saat terjadi krisis, seperti krisis tahun 1998 justru Bank Century mendapatkan anggaran besar.