EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat indeks harga konsumen/inflasi Juni 2013 sebesar 1,03 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender tercatat 3,35 persen dan inflasi year on year sebesar 5,90 persen.
Kepala BPS Suryamin mengatakan dibandingkan Juni 2008, saat terjadi kenaikan harga BBM, inflasi Juni 2013 jauh lebih rendah. Saat itu, inflasi mencapai 2,46 persen.
"Kami menduga pengaruh kenaikan BBM belum penuh, karena kenaikannya 22 Juni 2013. Kita harus perhitungkan tiga minggu pertama Juni, jadi inflasi belum begitu tinggi. Tapi sudah diatas satu persen," ujar Suryamin dalam temu pers di kantornya, Senin (1/7).
Lebih lanjut, Suryamin mengatakan inflasi pada Juni setiap tahunnya memang cukup tinggi. Sebagai catatan, inflasi Juni 2009 adalah 0,11, Juni 2010 0,97 persen, Juni 2011 0,55 persen dan Juni 2012 0,62 persen.
Suryamin melanjutkan, dari 66 kota di Tanah Air yang dipantau tingkat inflasinya, sebanyak 65 kota mengalami inflasi, sedangkan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Depok dengan 1,79 persen dan deflasi terjadi di Ambon dengan -0,15 persen. "Deflasi di Ambon terbantu oleh harga ikan yang rendah akibat produksi dan cuaca di sana sedang bagus," kata Suryamin.
Sementara menurut komponennya, andil paling besar dari inflasi Juni 2013 adalah harga diatur pemerintah sebesar 0,57 poin. Ini tak lepas dari pengaruh kebijakan kenaikan BBM. Sedangkan komponen harga bergejolak menyumbang 0,27 persen dan komponen inti berkontribusi 0,19 persen. "Harga bergejolak memang cukup, cukup tinggi. Artinya ini memang harus dikendalikan," ujar Suryamin.