EKBIS.CO, KARACHI -- Kementerian Perdagangan mengungkapkan Pakistan merupakan salah satu negara yang potensial bagi pengembangan pasar produk Indonesia di masa depan.
"Bisnis di Pakistan luar biasa potensinya," kata kepala Balai Besar Pendidikan, dan Pelatihan Ekspor (BPPEI) Kementerian Perdagangan Parluhutan Tado Sianturi di sela pemeran dagang "My Karachi, Oasis Of Harmony 2013" di Karachi Pakistan, Jumat (5/7).
Pameran dagang tahunan yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri Karachi tersebut, selain diikuti pelaku usaha setempat juga sejumlah pengusaha dari negara lain seperti China, Turki, Thailand, sri Langka serta Indonesia.
Selama ini, tambahnya, pasar ekspor Indonesia masih mengarah pada negara-negara Eropa maupun Amerika, serta Jepang yang sering disebut pasar tradisional, oleh karena itu ke depan dapat diarahkan ke pasar non tradisional seperti Asia Tengah salah satunya Pakistan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, selama tiga tahun terakhir ekspor Indonesia ke Pakistan menunjukkan peningkaktan yang mana pada 2010 senilai 688,18 juta dolar AS, kemudian menjadi 936,01 juta dolar AS dan pada 2012 naik menjadi 1,38 miliar dolar AS.
Sementara itu untuk impor Indonesia dari Pakistan, pada 2010 senilai 99,23 juta dolar As, pada 2011 mencapai 206,21 juta dolar AS dan pada 2012 naik menjadi 273,22 juta dolar AS.
Pada kesempatan sebelumnya, Konsul Jenderal RI untuk Karachi, Rossalis R Adenan mengatakan, Pakistan dapat dijadikan pintu gerbang untuk memasuki pasar di negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan, Kazakstan, Afghanistan yang berada di sebelah utara Pakistan.
Menurut dia, Karachi sebagai kota besar di Pakistan memiliki pelabuhan yang dipergunakan untuk keluar-masuk produk ekspor maupun impor ke seluruh Pakistan.
Selain itu, lanjutnya, dari 180 juta penduduk Pakistan, sekitar 5-10 juta jiwa merupakan golongan yang punya uang sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pasar.