Selasa 20 Aug 2013 15:23 WIB

Investor Diminta Cermati Perkembangan Pasar

Red: Nidia Zuraya
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan investor di pasar modal terus memantau dan mencermati informasi perkembangan pasar terbaru baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kami minta investor terus update informasi baik lokal maupun global dalam mengambil keputusan investasinya," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Selasa (20/8).

Ia mengatakan ketika pasar saham mengalami pelemahan cukup dalam, BEI sebagai regulator pasar modal terus berupaya melakukan pemantauan atau monitoring perkembangan pasar saham. "Regulator hanya memastikan pasar terselenggara sesuai dengan aturan. Penurunan IHSG saat ini masih wajar, masih ada kekuatan dari supply and demand di pasar saham. Saat ini pasar memang terkendala, namun belum dalam rentang yang menyebabkan bursa melakukan langkah halting," papar Samsul.

Halting merupakan penghentian sementara perdagangan atas suatu saham di Bursa Efek karena terjadi kenaikan atau penurunan harga yang signifikan tanpa didukung adanya informasi yang relevan. Ia juga mengatakan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI saat ini murni karena kondisi pasar yang sentimennya cenderung negatif.

Sementara itu Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, John Daniel Rachmat mengharapkan kepada regulator untuk mempublikasikan data yang dapat menenangkan pasar. Menurutnya, salah satu kekhawatiran utama di bursa saham adalah resiko terjadinya fund outflow dari pasar obligasi. Data kepemilikan investor asing di SUN yang tadinya dibedakan antara investor institusi asing dan investor regulator asing sekarang digabungkan menjadi satu, sehingga pasar tidak dapat lagi membedakan apa yang sebenarnya terjadi di pasar obligasi.

"Apabila detil dari data itu kembali dipublikasikan dan pasar dapat melihat bahwa kemungkinan terjadinya fund outflow dari pasar obligasi sudah menyusut, maka hal ini akan sangat membantu menenangkan investor," ujar John.

Bagi investor, lanjut dia, apabila kondisi rupiah, pasar saham masih bergejolak, dan kekhawatiran pasar terhadap pengurangan stimulus keuangan AS masih terjadi, sebaiknya menjauhi bursa saham. "Tetapi, apabila salah satu dari kondisi itu sudah membaik, apalagi kalau tiga-tiganya sudah membaik, maka saat itu merupakan saat yang ideal untuk berinvestasi saham," kata John.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement